Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dasar Trump, Se-Amerika Lagi Rusuh Malah Sibuk Ribut Sama Mantan Menterinya

        Dasar Trump, Se-Amerika Lagi Rusuh Malah Sibuk Ribut Sama Mantan Menterinya Kredit Foto: Reuters/Joshua Roberts
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Mantan Menteri Pertahanan AS James Mattis mengecam Donald Trump dengan mengatakan sang presiden AS sengaja memicu perpecahan.

        Dia mengatakan dirinya "marah dan terkejut" atas penanganan Trump terhadap rangkaian protes yang sedang berlangsung menyusul kematian pria keturunan Afrika bernama George Floyd di tangan polisi.

        Baca Juga: Trump Unggah Konten yang Muat Ancaman, Gimana Tindakan Para Medsos?

        Mattis mencerca "penyalahgunaan wewenang" Trump - dan mendukung para pengunjuk rasa yang berusaha menjunjung tinggi nilai-nilai Amerika, seperti yang dilakukan mantan Presiden Barack Obama.

        Di sisi lain, Trump menggambarkan Mattis sebagai "jenderal berlebihan". Mattis mengundurkan diri pada 2018 setelah Trump memutuskan untuk menarik pasukan AS keluar dari Suriah.

        Dia lebih sering diam sejak saat itu, sampai tegurannya terhadap pemerintahan Trump diterbitkan majalah The Atlantic pada Rabu (03/06). Menanggapi kritik tersebut, Trump mengunggah serangkaian cuitan yang mengklaim bahwa dirinya telah memecat Mattis.

        "Saya tidak suka gaya" kepemimpinan "atau banyak hal lain tentang dia, dan banyak orang lain setuju," tulisnya. "Senang dia pergi!"

        Kritik terhadap Trump mengemuka ketika dakwaan baru diajukan terhadap semua petugas polisi yang hadir saat kematian Floyd di kota Minneapolis. Tuduhan terhadap seorang polisi bernama Derek Chauvin telah ditingkatkan menjadi pembunuhan tingkat dua sementara tiga polisi lainnya, yang sebelumnya tidak dikenai hukuman, menghadapi tuduhan membantu dan bersekongkol dengan pembunuhan.

        Kematian telah memicu protes besar di seluruh AS dalam beberapa hari terakhir. Sebagian besar demonstrasi selama sembilan hari terakhir berlangsung damai, tetapi beberapa telah berubah menjadi kekerasan dan jam malam diberlakukan di sejumlah kota.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: