Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jakarta Masa Transisi, Seru YLKI: Masyarakat Jangan Kendor!

        Jakarta Masa Transisi, Seru YLKI: Masyarakat Jangan Kendor! Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi buka suara terkait kebijakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang memerpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta, hingga akhir Juni 2020.

        "Agar masyarakat benar-benar jangan kendor, apalagi euforia memasuki masa transisi ini. Perilaku yang euforia justru akan memicu kemunduran (setback) dari upaya pengendalian Covid-19 di Jakarta, yang sedikit banyak mengalami penurunan," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (5/6/2020).

        Baca Juga: Gak Setuju Mal Dibuka, Cetus YLKI: Kebijakan Gegabah

        Baca Juga: Rakyat Ngadu Hanya Terima Bantuan Rp150 Ribu, YLKI Teriak: Mana Tahan????

        Menurut dia, aparat dan petugas lapangan harus serius dan konsisten dalam melakukan upaya pengawasan dan  penegakan hukum selama masa transisi ini.  

        "Jangan sampai semangatnya kendor pula. Bahkan seharusnya lebih semangat dan jangan segan-segan untuk memberikan sanksi bagi pelanggar," tegasnya.

        Ia juga berharap semua pihak baik masyarakat, aparat dan pelaku usaha saling bahu-membahu membereskan wabah Covid-19 di Jakarta dan di Indonesia.

        Sebab faktanya, upaya pengendalian Covid-19 di Indonesia selama tiga bulan terakhir kurang menghasilkan kerja yang optimal, karena adanya kekurangseriusan, kurang koordinasi dan sinergi antar institusi.

        Menurut dia juga, keadaan ini ilihat dari perilaku masyarakat yang cenderung longgar, kurang mengindahkan standard protokol kesehatan. 

        "Kita semua tentu sudah bosan selama tiga bulan terkurung di dalam rumah, bekerja di rumah, belajar di rumah. Masyarakat pun sudah megap-megap karena kantongnya makin menipis, sementara bantuan logistik pemerintah sangat tidak cukup," terangnya.

        Karena itu, ia berharap tidak ada lagi sikap kendor dalam upaya memberantas wabah Covid-19. "Kecuali kita ingin setback dan memicu serangan gelombang kedua yang lebih parah. Jika hal ini yang terjadi ongkos sosial ekonominya akan sangat besar," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: