Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Memanas, Erdogan Tak Gentar Setop Operasi Militer Haftar di Libya

        Memanas, Erdogan Tak Gentar Setop Operasi Militer Haftar di Libya Kredit Foto: Foto/Reuters
        Warta Ekonomi, Ankara -

        Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan kembali dukungan negaranya bagi Pemerintah Libya yang diakui PBB di Tripoli, dalam perang melawan panglima perang pimpinan Khalifa Haftar. Erdogan mengatakan, Turki mengalahkan upaya panglima perang untuk menggulingkan pemerintahan Libya.

        "Kami menggagalkan rencana invasi Haftar di Libya," ujar Erdogan dikutip TRT, Rabu (10/6/2020).

        Baca Juga: Rudal Haftar Tabrak Konvoi Militer Turki, 40 Tentara Tewas di Lokasi

        Menurut Erdogan, keturunan dari seorang pahlawan antikolonial Libya  'Singa Gurun' Umar Mukhtar mengalahkan "legiun" yang dikirim oleh mereka yang ingin menduduki negara itu dari seluruh dunia di gerbang Tripoli.

        "Kami akan selalu berdiri di samping saudara-saudara Libya kami, bukan di samping para putschist, bukan kaum imperialis," kata Erdogan merujuk pada Haftar dan pendukungnya.

        Erdogan juga menegaskan bahwa Turki akan berbagi pengetahuan dan pengalaman di semua bidang yang dibutuhkan dengan rakyat Libya. Dukungan Ankara untuk Pemerintah Libya yang didukung oleh PBB untuk Kesepakatan Nasional (GNA) di Tripoli telah membantu menggeser keseimbangan di negara itu.

        Hal ini memungkinkan pasukan yang berbasis di Tripoli untuk merebut kembali bandara ibu kota dan mendapatkan kemenangan di atas pemimpin milisi saingannya Khalifa Haftar.

        Militan Haftar didukung oleh Uni Emirat Arab dan Mesir serta Prancis dan Rusia. "Kehendak orang-orang Libya tidak dapat dibeli dengan petrodolar. Semua orang perlu menerima ini," kata Erdogan menegaskan.

        Libya mengalami kekacauan setelah pembunuhan Muammar Khadafi selama pemberontakan 2011. Negara Afrika Utara yang kaya minyak itu terpecah antara dua administrasi pemerintah saingan di negara bagian timur dan barat.

        Mereka masing-masing didukung oleh milisi yang saling bersaing memperebutkan kekuasaan setelah kejatuhan Khadafi. Haftar sejak tahun lalu berusaha untuk mendapatkan kendali atas barat dengan melawan GNA dalam upaya yang gagal untuk merebut Tripoli.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: