Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pramono Edhie, Putra Jenderal Penumpas PKI

        Pramono Edhie, Putra Jenderal Penumpas PKI Kredit Foto: Republika
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kabar duka kembali datang dari Cikeas. Kali ini adik ipar Presiden ke-6 Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo tutup usia. Adik kandung Ani Yudhoyono ini menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Cimacan, Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat karena serangan jantung.

        Jenazah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu disemayamkan di kediaman keluarga besar SBY, Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan selanjutnya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu 14 Juni 2020.

        Baca Juga: Lepas Kepergian Sosok Pramono Edhie, Said Didu: Selamat Jalan Jendral, Teman...

        "Rencana besok akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Nefra Firdaus dalam keterangannya, Sabtu (13/6/2020).

        Menurut Nefra, sebelum meninggal dunia, Pramono Edhie beserta keluarganya sedang berlibur di kediaman Desa Ciwalen, Kecamatan Sukaresmi. "Beliau dan keluarganya sedang berlibur, lalu mendadak sakit dengan diagnosis serangan jantung," tandasnya.

        Putra Jenderal Penumpas PKI

        Pramono sendiri merupakan pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, 5 Mei 1955. Dia adalah putra dari Letjen (Purn) Sarwo Edhie Wibowo yang juga merupakan tokoh militer Indonesia.

        Sarwo Edhie berperan besar dalam penumpasan pemberontakan Gerakan 30 September PKI karena saat itu posisinya sebagai Panglima Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) atau sekarang Kopassus.

        Karir militer Pramono Edhie banyak dihabiskan di Kopassus sama seperti ayahnya Sarwo Edhie Wibowo. Dia mengawali karir sebagai Komandan Peleton Grup I Kopassandha (1980). Tahun 1995, dia dipercaya menjadi Komandan Grup I/Kopassus.

        Karirnya pun makin gemilang setelah masa reformasi. Terpilihnya Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden menggantikan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur membuat dia ditunjuk sebagai ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2001. Di tahun yang sama, Pramono melanjutkab Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI).

        Berbagai jabatan strategis pernah dia duduki. Di antaranya Wakil Danjen Kopassus pada 2005, Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro pada tahun 2007, dan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD pada tahun 2008 hingga tahun 2009. Dia juga pernah menjabat sebagai Pangdam III/Siliwangi dan Panglima Kostrad(Pangkostrad) pada tahun 2010.

        Puncak karir lulusan Akabri 1980 ini pada saat Presiden SBY mendapuknya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal George Toisutta yang telah memasuki masa pensiun.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: