Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Arief Poyuono merespons prediksi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut ekonomi Indonesia lesu di kuartal II 2020.
Menurutnya, Sri Mulyani hanya memakai hitungan di atas kertas serta laporan dari para pelaksana pemantau ekonomi nasional, juga pertimbangan badai institusi ekonomi dunia dan lokal yang memperhitungkan ekonomi Indonesia tumbuh minus 3,1 persen.
“Real data ekonomi di masyarakat akibat kebijakan PSBB yang diberlakukan di beberapa provinsi dan kabupaten, aktivitas perekonomian diperkirakan hanya turun di kisaran 30 persen dan ini fakta,” katanya kepada wartawan, Jumat (19/6/2020).
Baca Juga: Sri Mulyani Sampaikan Tanggapan Pemerintah Soal RAPBN 2021
Baca Juga: WFH Kerja 24 Jam Penuh, Bu Menkeu Ngaku Capek, Minta Duduk Sebentar dan Main sama Cucu
Lanjutnya, ia mengurai bahwa saat PSBB diterapkan, masih ada sektor usaha, seperti warteg, pedagang kaki lima, pasar tradisional yang tetap beraktivitas.
Kemudian, sektor pertanian dan perikanan yang tetap stabil justru mengalami peningkatan permintaan produksi.
“Ini bisa dibuktikan dengan meningkatnya transaksi diperbankan secara virtual dan factual yang justru meningkat untuk menjalankan aktivitas ekonomi,” tegasnya.
Selain itu, ada juga unicorn di bidang jual beli online yang banjir transaksi. “Belum lagi belanja di sektor alkes dan telekomunikasi yang meningkat. Termasuk menjamurnya penjualan masker hasil buatan industri UMKM uang bertebaran di jalan-jalan,” terangnya.
Namun, ia juga menyayangkan adanya kebijakan yang meminta UMKM ditutup. Seperti, usaha UMKM di Sentul, Bogor yang bergerak membuat dan mengumpulkan kertas semen didatangi petugas pemkab dan harus berhenti operasi.
Ia meminta menteri Sri Mulyani keliling dan mencari data real, maka prediksi ekonomi bisa positif.
“Ibu Sri mulyani mungkin jarang jalan keluar melihat-lihat aktivitas ekonomi saat PSBB,” tuturnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil