Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Begini Jadinya Kalau Inggris Ciptakan Kapal Induk Baru Seharga Rp52 Triliun

        Begini Jadinya Kalau Inggris Ciptakan Kapal Induk Baru Seharga Rp52 Triliun Kredit Foto: Reuters/Peter Nicholls
        Warta Ekonomi, London -

        Inggris mengungkap rencana ambisius, yakni membangun dua kapal induk baru untuk Angkatan Laut Kerajaan. Masing-masing kapal raksasa itu nantinya senilai lebih dari £3 miliar (lebih dari Rp52,7 triliun).

        Kantor Audit Nasional (NAO) memperingatkan bahwa rencana ambisius itu tidak akan terwujud tanpa pendanaan yang tepat. NAO menyoroti kekhawatiran atas elemen-elemen kunci yang hilang seperti jet tempur dan kapal-kapal perang pendukung.

        Baca Juga: Vaksin Virus Corona pada Manusia Mulai Diuji Coba Ilmuwan Inggris

        Kementerian Pertahanan mengatakan pihaknya mengharapkan untuk memenuhi target ambisius itu dengan menyatakan "kemampuan operasi awal" untuk dua kapal induk pada Desember 2020.

        NAO dalam laporannya yang dikutip BBC, Jumat (26/6/2020), mengatakan Kementerian Pertahanan belum menyiapkanpendanaan yang diperlukan untuk jet tempur siluman F-35 Lightning II untuk menopang kapal induk selama masa operasi 50 tahun ke depan seperti yang diharapkan.

        Angkatan Laut, lanjut NAO, hanya memiliki satu kapal pendukung yang mampu menjaga kapal induk tetap siaga penuh dengan makanan dan amunisi saat beroperasi.

        Lebih lanjut, NAO memperingatkan pengadaan sistem radar udara baru Crowsnest milik kapal induk Inggris—yang merupakan bagian penting dari pertahanannya—terlambat 18 bulan, yang semakin mengurangi kemampuan kapal induk selama dua tahun pertama.

        Kapal induk sering dipandang sebagai simbol dan alat jangkauan global dan kekuatan militer sebuah negara. Tetapi hanya sedikit negara yang mampu membangun dan mengoperasikannya. (Baca: Kapal Induk Inggris Senilai Rp54 Triliun Mengalami Kebocoran)

        Angkatan Laut Kerajaan Inggris mempertaruhkan masa depannya pada dua kapal induk saat ini, yakni HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales. Salah satu kapal itu pernah mengalami kebocoran ketika menjalani uji coba laut.

        Setiap kapal induk membutuhkan armada kecil kapal untuk perlindungan, pengisian bahan bakar dan pasokan. Selain itu juga membutuhkan pesawat untuk logistik, pesawat peringatan dini dan pesawat jet tempur untuk melakukan serangan.

        Tidak ada yang murah, tetapi tidak seorang pun di Departemen Pertahanan yang sepenuhnya yakin dengan biaya secara keseluruhan. Sekadar diketahui, setiap kapal induk yang dibangun harus mampu bertahan untuk 50 tahun ke depan.

        Meg Hillier, ketua Komite Akuntan Publik dan anggota parlemen Partai Buruh, yang mencermati pekerjaan NAO, mengatakan Angkatan Laut Kerajaan Inggris dalam bahaya yang diabaikan dengan kemampuan "berlubang" kecuali jika masalah itu diatasi.

        "Kementerian Pertahanan memiliki ambisi yang tinggi untuk kapal induk itu, tetapi belum menempatkan uang di mulutnya," ujar Hillier.

        "Yang mengkhawatirkan, masih belum tahu biaya penuh untuk mendukung dan mengoperasikan (Kelompok) Tempur Kapal Induk," katanya.

        Sementara itu, seorang juru bicara Kementerian Pertahanan mengatakan; "(Kelompok) Tempur Kapal Induk adalah tantangan yang kompleks, yang bergantung pada campuran kemampuan dan platform."

        "Kami tetap berkomitmen untuk berinvestasi dalam kemampuan ini, yang menunjukkan peran global Inggris," ujarnya.

        "Meskipun gangguan Covid-19, Kelompok Tempur Kapal Induk berada di jalur untuk penyebaran operasional pertamanya," paparnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: