Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini mengakui dalam lima tahun terakhir perusahaan negara yang ia pimpin mencatatkan utang hingga mencapai Rp500 triliun.
Ia mengatakan utang tersebut digunakan untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan. Seperti, pengerjaan proyek 35.000 MW.
"Lima tahun terakhir ini PLN membiayai investasinya itu dengan utang. Sehingga lima tahun yang lalu utang PLN secara minimal nggak sampai Rp50 triliun. Tapi karena utang tiap tahun Rp100 triliun Rp 100 triliun, ya maka utang PLN di 2019 kemarin mendekati Rp 500 triliun," katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Komisi VI DPR RI, Kamis, (25/06/2020).
Baca Juga: PLN Beri Pelatihan ke 2.293 UMKM Melalui Webinar
Baca Juga: PLN Operasikan Lagi Pembangkit Tenaga Mikro Hidro di Lombok
Lanjutnya, ia menyebut kondisi seperti ini tidaklah sehat lantaran perusahaan tidak mampu menbiayai investasinya sendiri.
"Sebagai bankir saya paham ini nggak sehat. Kalau ada debitur datang ke bank, mau investasi Rp 100 triliun, saya tanya, dana sendiri berapa, saya minta Rp 30% kan. Tapi ini kan cash PLN dana sendiri 0 pinjaman 100%," ucapnya.
Sementara itu, PLN tahun ini memotong belanja modal atau capital expenditure (Capex) hingga hampir 50% menjadi Rp53,9 triliun dari Capex awal Rp100 triliun.
Bahkan, ia mengaku pihaknya masih menyisir program yang bisa dijadikan prioritas. "Tinjau lagi proyek ketenagalistrikan dengan proyeksi pertumbuhan beban dan kondisi terkini. Bagi pembangkit, transmisi, dan gardu induk dilakukan dengan skala prioritas," jelasnya.
Sambungnya, meski terjadi pemotongan, pihaknya memastikan operasional dari PLN akan tetap dijaga.
"Yang penting proyek yang belum berkontrak. Rp53,9 triliun tepatnya," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil