Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Harta Ribuan Triliun Tak Membawa Pria Ini Masuk Jajaran Miliarder

        Harta Ribuan Triliun Tak Membawa Pria Ini Masuk Jajaran Miliarder Kredit Foto: CNBC
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        John Rockefeller merupakan salah satu orang terkaya di dunia pada masa hidupnya di era 1870-an. Pada 29 September 1916, surat kabar di seluruh Amerika Serikat (AS) mengeluarkan kabar senada bahwa John D. Rockefeller telah melampau 'batasan ajaib'.

        Dari berstatus jutawan hingga menjadi miliarder pertama yang tercatat dalam sejarah. Hal ini lantaran naiknya harga saham perusahaannya, Standard Oil Co. sehari sebelumnya. Sebanyak 247.692 saham milik Rockefeller kala itu bernilai hampir USD499 juta membuat hartanya tembus USD341 miliar (Rp4.895 triliun).

        Baca Juga: Daebak! Canva Bikin Wanita Cantik Ini Jadi Miliarder Termuda di Australia, Total Hartanya. . .

        Namun, nama Rockefeller tak pernah dikenang sebagai orang terkaya dunia. Padahal kekayaan keluarga Rockefeller belum bisa dilampaui oleh orang terkaya dunia lain seperti Bill Gates ataupun Steve Jobs.

        Dilansir dari Time di Jakarta, Senin (29/6/2020), John D Rockefeller menjadi salah satu orang terkaya sepanjang masa dengan posisi nomor tujuh. Dia mulai berinvestasi di industri perminyakan pada tahun 1863.

        Sejak saat itu, Rockefeller kerap dijuluki sebagai miliarder pertama di AS, bahkan satu-satunya miliarder dalam periode waktu yang panjang.

        Hingga suatu hari, putranya mengeluarkan pernyataan bahwa kabar yang ramai di pemberitaan tak sesuai dengan kenyataan alias telah dibesar-besarkan. Namun, legenda yang menyebut John D. Rockefeller sebagai miliarder pertama di AS tetap bertahan hingga kini.

        Sayangnya ada sebuah kabar buruk yang menimpa Rockefeller. Ia dikenal memiliki taktik bisnis yang kejam dan brutal hingga mendapat julukanĀ 'orang paling dibenci di Amerika'.

        Pada masa-masa terakhir hidupnya, ia pun mencoba menghapus citra buruk dengan memberikan sebagian besar kekayaannya untuk amal. Ia bahkan kerap memberikan uang koin baru pada anak-anak kecil yang ada di dekatnya.

        Hingga ia meninggal pada tahun 1937 di usia 97 tahun, New York Times menyebutnya 'miliarder' dengan tanda kutip yang janggal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: