Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Terserah Reshuffle atau Gak, Sumber Masalahnya Itu Jokowi

        Terserah Reshuffle atau Gak, Sumber Masalahnya Itu Jokowi Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Aktivis HAM Natalius Pigai menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kepikiran mau me-reshuffle jajaran menterinya di Kabinet Indonesia Maju. Ia menilai justru persoalan saat ini karena kepemimpinan Jokowi selaku kepala negara.

        "Terserah dia mau ganti menteri atau tidak. Itu urusannya. Sumber masalah saat ini justru soal ketidakmampuan memimpin Indonesia," kata Pigai dalam pesan singkatnya, Senin (29/6/2020).

        Pigai mengkritisi gaya kepemimpinan Jokowi selama menjabat RI-1. Menurutnya, eks Gubernur DKI itu sering berbohong.

        Baca Juga: Bongkar Orang-orang BPIP: Bodoh, Lebih Parah Lagi Pelaku Makar!

        Baca Juga: Ramai-ramai Dukung Reshuffle, IPW Teriak: Copot 11 Menteri Ini!

        "Saya justru tidak percaya Jokowi dengan omongannya karena sering berbohong dan selalu berbohong," ujarnya.

        Pun, terkait isu reshuffle yang kembali mencuat, ia berharap Jokowi bisa instropeksi. Kata dia, lebih baik terkait hal-hal teknis administrasi internal diungkap ke publik.

        Pigai menilai susunan menteri di kabinet kali ini pun masih bermuatan politik dan tidak akomodatif. Maka itu, dengan ujian pandemi Corona ini dari segi ekonomi-sosial disebutnya kurang memberikan harapan ke rakyat. Bagi dia, Jokowi sebagai presiden hanya mumpuni dari prestasi politik, namun tidak untuk reputasi.

        "Prestasi politik Jokowi oke, tapi reputasinya belum terlihat," sebutnya.

        Isu reshuffle kabinet kembali mencuat karena ucapan Presiden Jokowi yang tampak kecewa terhadap kinerja  para menterinya yang menganggap biasa krisis pandemi Corona (Covid-19). Jokowi menyampaikan hal itu saat pidato kenegaraan di Istana Negara pada Kamis (18/6/2020).

        Jokowi bilang situasi krisis di tengah pandemi Corona harus disikapi dengan langkah-langkah yang luar biasa atau extraordinary. Ia mengajak jajaran menterinya menjalankan amanat karena ada tanggung jawab terhadap 260 juta lebih rakyat Indonesia.

        "Saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah-langkah kepemerintahan. Akan saya buka. Langkah apapun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara. Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," kata Jokowi dalam pernyataannya yang diunggah di akun Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

        Dalam rapat itu, dia meminta jajaran kabinetnya mempunyai satu kesamaan pikiran bahwa saat ini dalam situasi krisis. Karena itu ia menegaskan agar para kabinetnya mesti bekerja keras.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: