Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Krisis dan Kritis, Jokowi Wajib Perhatikan Nasib Pers

        Krisis dan Kritis, Jokowi Wajib Perhatikan Nasib Pers Kredit Foto: EFT
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dosen Jurusan Sejarah Universitas Andalas (Unand) Wannofri Samry mengatakan media memiliki peran sebagai bagian menyebarkan informasi strategi kebijakan pemerintah. Di masa pandemi khususnya, peran media semakin kuat untuk memberikan informasi ke masyarakat mengenai strategi pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan ini.

        "Bagi masyarakat (media) sebagai informasi, kedua menentukan arah kebijakan, kemudian memuaskan diri mereka (masyarakat) supaya mereka merasa aman," kata Wannofri, dalam sebuah diskusi daring bertajuk Pers di Masa Pandemi, Selasa (14/7).

        Baca Juga: Covid-19 Itu Nyata! Doni: Dia Ibarat Malaikat Pencabut Nyawa

        Sementara itu, Redaktur Pelaksana Republika Subroto Kardjo menjelaskan, setidaknya pers memiliki empat fungsi. Keempat fungsi tersebut adalah informasi, edukasi, sosial kontrol, hiburan dan lembaga ekonomi.

        Pada masa pandemi, fungsi pers sebagai penyebar informasi semakin kuat. Namun, di satu sisi seluruh pihak masih gagap menghadapi pandemi Covid-19 yang baru pertama kali terjadi di dunia. Sehingga, beberapa kali terjadi perubahan informasi dari satu isu yang sama.

        "Misal pada awal pandemi, Menkes mengatakan tidak perlu pakai masker. Berikutnya, kita dianjurkan oleh WHO untuk menggunakan masker," kata Subroto.

        Di situasi ini, kata dia, paling tidak masyarakat membutuhkan informasi yang bisa menjadi panduan untuk bersikap selama pandemi. Sebab, tidak hanya media, masyarakat juga menghadapi situasi kegagapan yang sama terkait dengan pandemi yang terjadi.

        Selanjutnya adalah fungsi edukasi. Media melakukan edukasi di saat banyak informasi dan konten dari sumber yang tidak jelas. Edukasi dari media menjadi hal yang penting agar tidak ada kesalahan informasi yang diterima masyarakat.

        Subroto mengatakan, media bertanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat dari informasi yang didapatkan. Terkait hal ini, berbagai media melakukan sosialisasi misalnya soal bagaimana pencegahan penularan Covid-19.

        "Media bersama-sama campaign, kita tentukan hari ini kita melakukan apa, dan sebagainya. Itu kita lakukan tanpa melibatkan pemerintah karena kita merasa bertanggungjawab bahwa Covid-19 ini adalah sesuatu yang harus kita lawan," kata dia lagi.

        Fungsi media selanjutnya adalah sebagai kontrol sosial. Di tengah situasi yang tidak pasti, media berupaya mengingatkan pemreintah pusat ataupun daerah bahwa ada situasi-situasi bervariasi yang dihadapi masyarakat. Kebijakan yang dibuat pun harus bisa memayungi seluruh lapisan masyarakat.

        Media memiliki peran yang begitu penting dalam menjaga keamanan negara dan masyarakat dari pandemi ini. Namun, di satu sisi saat ini media kesulitan karena perekonomian yang melemah di tengah situasi pandemi dan pembatasan sosial dimana-mana.

        Berdasarkan data dari Serikat Penerbit Surat Kabar kepada 434 media hingga Mei 2020, 50 persen perusahaan pers cetak memotong gaji karyawannya. Pemotongan gaji bervariasi mulai dari 2 persen hingga 30 persen. Selain itu, 30 persen radio sudah melakukan pemotongan gaji. Angka ini didapatkan dari pendataan yang dilakukan pada 600 anggota PRSSNI pada Mei 2020.

        Produser Lapangan CNN Indonesia TV, John Nedy Kambang mengatakan hal serupa. Selain dibayang-bayangi ekonomi yang melemah, pers khususnya jurnalis yang bekerja di lapangan juga dibayang-bayangi oleh virus corona.

        Berdasarkan informasi yang diterimanya, sejak kemarin salah satu kantor televisi di Jawa Timur memberlakukan penutupan setelah dua karyawannya meninggal akibat Covid-19. Puluhan karyawannya juga dinyatakan terpapar virus tersebut.

        "Hal serupa juga terjadi dengan beberapa media lain di Jawa Timur. Sebelumnya di Bali, satu orang rekan jurnalis meninggal akibat Covid-19. Wartawan itu awalnya hanya mengeluh sesak napas dan tidak enak badan," kata John.

        Kondisi seperti ini, kata dia menunjukkan bahwa keberadaan para jurnalis sangat rentan dengan Covid-19. Padahal, di satu sisi peran pers sangat krusial untuk menangkap situasi yang terjadi di lapangan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: