Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jika Mau Menang Perang Lawan AS, China Harus Bisa Musnahkan...

        Jika Mau Menang Perang Lawan AS, China Harus Bisa Musnahkan... Kredit Foto: US Air Force
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (US Armed Forces) masih terus berupaya untuk mengakhiri aksi pamer kekuatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA). Di sisi lain, armada militer China juga terus berupaya untuk merealisasikan ambisi menjadi salah satu negara adidaya dunia.

        Ketegangan yang terjadi antara kedua negara, setelah Amerika menuduh China melanggar hukum internasional dan tak memenuhi komitmen menjaga perdamaian di Laut China Selatan.

        Baca Juga: Jika Perang, Pasukan AS Akui Punya Kunci Hancurkan Militer China

        Dalam laporan The National Interest, armada militer China terlibat dalam sederet insiden yang terjadi sejak awal tahun.

        Penenggelaman kapal ikan berbendera Vietnam, klaim atas kepulauan yang merupakan wilayah negara lain, hingga ancaman penghancuran kapal perang Angkatan Laut Filipina, menambah kepercayaan Amerika bahwa China memang sengaja melakukannya.

        Di sisi lain, Amerika tak tinggal diam melihat arogansi China di kawasan Indo-Pasifik. Pengerahan sejumlah unit pesawat intai P-8A Poseidon, jet tempur F-22 Raptor dan F-35 Lightning II, kapal induk USS Nimitz dan USS Ronald Reagan, telah dilakukan.

        Sejumlah kendaraan hingga artileri tempur sudah disiagakan Komando Angkatan Bersenjata Amerika Indo-Pasifik (USINDOPACOM) di Pangkalan Militer Andersen, Guam. Penyiagaan dilakukan untuk mengantisipasi agresi China di kawasan Indo-Pasifik, untuk melindungi kepentingan negara dan sekutu-sekutu Amerika di kawasan itu.

        China tahu bahwa Amerika punya kekuatan yang cukup besar di Guam. Oleh sebab itu, Tentara Pembebasan Rakyat China punya strategi membuat rudal balistik jarak menengah, Dongfeng DF-26 dan Dongfeng DF-21D.

        Dua rudal balistik ini dipercaya memiliki kemampuan menghancurkan yang sangat dahsyat. Rudal balistik DF-21D adalah senjata yang didesain untuk menghancurkan kapal-kapal induk Amerika, sehingga mendapat julukan "Pembunuh Kapal Induk". 

        Sementara itu, rudal DF-26 dikenal dengan julukan "Pembunuh Guam", lantaran memilki jarak jangkauan menengah 4.000 hingga 6.000 kilometer. Dengan jarak jangkauan itu, rudal DF-26 dibuat untuk menghancurkan Pangkalan Andersen di Guam.

        Oleh sebab itu, pasukan Amerika harus sebisa mungkin mempertahankan pangkalan tersebut. Sebab meskipun kecil, Pangkalan Andersen memainkan peranan strategis dalam pertahanan di kawasan Indo-Pasifik.

        Pada April 2020, Komando Serangan Global Angkatan Udara Amerika (USAFGSC), mengonfirmasi konsep baru bernama Dynamic Force Employment (DFE), yang akan mengandalkan sejumlah unit pesawat pembom.

        Nantinya, pesawat pembom takkan terus menerus berada di Guam, melainkan akan disebar dengan cepat dan tidak akan bisa diprediksi.

        "Amerika Serikat telah beralih ke pendekatan yang memungkinkan pembom strategis beroperasi maju di kawasn Indo-Pasigik. Untuk sementara, pesawat pembom secara permanen berbasis di Amerika Serikat, dan akan terus beroperasi di Indo-Pasifik. Untuk masuk ke Guam, kami akan memilih waktu dan temponya," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Amerika.

        Dengan pernyataan tersebut, militer China dipaksa harus memutar otak agar mampu menangkal serangan pasukan Amerika.

        Maka itu, China harus lebih dulu menghancurkan Pangkalan Andersen jika perang meletus, untuk bisa menguasai Laut China Selatan dan kawasan Indo-Pasifik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: