Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Perkuat Busana Made in Indonesia, IKATSI Resmi Gandeng Unesa

        Perkuat Busana Made in Indonesia, IKATSI Resmi Gandeng Unesa Kredit Foto: Mochamad Ali Topan
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Penasehat lkatan Ahli Tekstil Seluruh Indonesia (IKATSI) Wilayah Jatim, Lukas Lestya Prawoto secara tegas mengatakan, bahwa industri pertekstilan di Indonesia tengah mengalami kesulitan produksi. Dampak dari Covid-19 dan kebijakan pemerintah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menyebabkan banyak pabrik tutup dan tidak bisa beroperasi.

        Walaupun demikian kata Lukas sapaannya, pihaknya tetap mentaati kebijakan pemerintah ini karena kehadiran Covid-19 merupakan musibah nasional dan terus melakukan inovasi baru agar bisa bersaing produk luar negeri.

        Contoh lanjut Lukas, saat ini pihaknya telah menjalin kerjasama Memorandum of  Understanding (MoU) dengan Fakultas Teknik  Univesitas Negeri Surabaya (Unesa ) dalam program studi D4 Desain Mode (Fashion Design) dan S1 Pendidikan Tata Busana.

        Baca Juga: Bahas Masa Depan Fashion setelah Pandemi, APR Adakan Webinar

        Baca Juga: Cerita Fashion Influencer, Sukses Bangun Brand Sendiri hingga Bisnisnya Mulai Menggurita

        “Dalam setuasi seperti saat ini kita harus saling mengisi agar produk kita bisa bersaing nantinya. Kerjasama ini bagi kami sangat penting dan saling membutuhkan. IKATSI sangat membutuhkan informasi soal warna dan model sehingga proses persiapan segara dimulai. Selain itu, dalam MoU ini kami melihat para mahasiswa bisa magang d industri yang tergabung dalam asosiasi IKATSI nantinya,” terang Lukas usai melakukan MoU dengan Unesa di Surabaya, Selasa sore (21/7/2020).

        Sementara itu Dekan Fakultas Teknik Unesa Surabaya,  Maspiyah mengungkapkan, MoU ini bagian dari  penerapan kurikulum merdeka yang telah dlcanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia yakni, mahasiswa bisa melaksanakan kegiatan diluar kampus selama 2 semester.

        “lmplementasi kurikulum kami salah satunya memilih kegiatan magang atau PKL dl industrl busana balk butik maupun garmen di Surabaya dan Jatim, sehingga dengan bekerja sama dengan IKATSI kami akan dibantu menempatkan mahasiswa magang dl industri yang tergabung dalam asosiasi IKATSI,” kata Maspiyah.

        Menurut Maspiyah,  dilingkup Unesa Surabaya potensi fashion setiap tahun nya terus meningkat bahkan dua kali lipat kenaikannya. Untuk itu kata dia, adanya kerjasama ini pihaknya optimis bisa merebut pasar mode sekaligus memperkenlkan desain mode dalam negeri.

        “Tak bisa dipungkiri lagi dunia mode saat ini terus diminati oleh masyarakat kita. Kedepan kami akan unggulkan mode asal dalam negeri agar bisa bersaing dan bisa merebut pasar mode dunia,” ujarnya.

        Disinggung soal trend masyarakat masih banyak berkiblat desain mode luar negeri? Secara tegas Maspiyah mengakui, bahwa masyarakat saat ini masih banyak mengikuti desain mode luar negeri. Hal itu dikarenakan, desain mode luar negeri metodenya diakui masyarakat dunia. 

        “Kami mengakui itu, dalam kerjasama ini soal desain mode kami menggunakan motode luar negeri dulu. Akan tetapi nanti lambat laun kami akan menggunakan metode lokal, sekaligus memperkenalkan fashion Indonesia yang memiliki beraneka ragam ciri khas bangsa Indonesia,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Ali Topan
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: