CEO Tesla Inc. Elon Musk, tidak ingin menjadikan kendaraan listriknya menjadi super menguntungkan. Namun, valuasi Tesla sudah mendekati USD300 miliar (Rp4.387 triliun).
Pada kuartal kedua, Tesla mendapati keuntungan USD104 juta berkat lebih dari USD400 juta dalam kredit pajak kendaraan listrik dan saat Musk ingin membuka kembali pabriknya di Fremont, California.
Baca Juga: Elon Musk: Orang yang Tak Percaya Kecerdasan Buatan Itu Bodoh
Dilansir dari Market Watch di Jakarta, Jum'at (24/7/2020) keuntungan itu menempatkan Tesla pada posisi untuk bergabung dengan indeks S&P 500. Biasanya, keuntungan seperti itu dicadangkan untuk perusahaan yang berada di jalur menguntungkan besar atau memiliki banyak bisnis yang sudah terbukti. Namun tidak dalam kasus Tesla.
"Kita perlu agar tidak bangkrut, jelas, itu penting .... Tapi kita juga tidak mencoba menjadi super menguntungkan," kata Musk menjelang akhir konferensi.
"Saya pikir kita hanya ingin menjadi sedikit menguntungkan dan memaksimalkan pertumbuhan dan membuat mobil semurah mungkin," pungkasnya.
Saat ini, Musk tengah mempersiapkan mobilĀ self-drivingĀ hingga akhir tahun. Menurutnya, hal itu akan menjadi peluang terbesar Tesla dalam waktu dekat.
Musk menegaskan bahwa kemampuan self-driving akan membuat nilai Tesla di pasar lima kali lebih berharga, dan dia mengatakan dia tahu sistem itu harus siap pada akhir tahun karena dia sedang mengendarainya sendiri.
"Jadi, hampir sampai pada titik di mana saya bisa pergi dari rumah saya untuk bekerja tanpa intervensi. Meskipun melalui konstruksi dan berbagai situasi. Jadi, inilah mengapa saya sangat yakin tentang self-driving penuh dan fungsionalitas ... pada akhir tahun ini. Karena saya benar-benar mengendarainya." ujar Musk.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: