Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fase 3 di Bandung Butuh Proses

        Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fase 3 di Bandung Butuh Proses Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (UNPAD) tengah menyiapkan rencana kerja penelitian uji vaksin Covid-19 sesuai prosedur yang berlaku.

        Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19, Prof. dr. Kusnadi Rusmil mengatakan rencana kerja penelitian ini juga menunggu persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad.

        "Rencananya, sebanyak 1.620 relawan di Kota Bandung yang tergolong usia produktif, yaitu antara 18 – 59 tahun,"katanya kepada wartawan di Bandung, Jumat (24/7/2020).

        Baca Juga: Prihatin Kaum Anti Vaksin, Bill Gates: Vaksin Adalah Solusi!

        Saat ini baru vaksin asal Tiongkok yang sudah siap dilakukan uji klinis tahap 3. Ia menuturkan, pengembangan vaksin Covid-19 memerlukan pengujian yang panjang.

        “Karena baru China yang sudah melakukan penelitian hingga ke fase III. Kita harus cepat menggunakan vaksin ini karena kita sudah banyak korbannya,” ujarnya.

        Prof. Kusnandi menjelaskan, sebelum bisa digunakan secara luas, pengembangan vaksin harus menjalani tahap preklinis dan klinis. Pada tahap preklinis, antigen vaksin diperiksa kestabilannya, baik secara fisik maupun kimia. Hasilnya, vaksin tersebut secara fisik dan kimia sudah stabil.

        Saat ini, uji klinis di Kota Bandung merupakan pengujian pada fase 3. Uji coba fase 3 tidak bisa dilakukan hanya pada satu sentra pengujian, tetapi harus dilakukan di banyak lokasi. Karena itu, uji klinis vaksin Covid-19 ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara di dunia.

        “Memang yang paling cepat dan bisa dipakai saat ini untuk mencegah peredaran Covid-19 di Indonesia adalah yang dibuat di China,” imbuhnya.

        Adapun, Manajer Lapangan Uji Vaksin Covid-19 Unpad Eddi Fadlyana menyebutkan subyek pengujian vaksin adalah masyarakat. Uuntuk menjadi subyek penelitian, sukarelawan harus dalam keadaan sehat. Pihaknya akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan kondisi tubuh sukarelawan dalam keadaan sehat.

        Penelitian ini ditargetkan berjalan selama 6 bulan. Dalam 3 bulan pertama, data-data pengujian di Indonesia akan digabungkan dengan data dari negara penguji lainnya. Diharapkan Januari 2021 vaksin sudah bisa digunakan oleh masyarakat.

        “Kemudian dalam perjalanannya apabila sakit apa pun juga. Itu akan dicover oleh asuransi dan terbuka untuk semua rumah sakit di Kota Bandung. Selain itu, kami juga akan pantau, apakah sakit tersebut terindikasi Covid-19, sehingga kita akan punya data tentang keamanan dan kekebalannya,” pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: