Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Usul Presiden Jancukers: Bubarkan Saja Kemendikbud, Bakar Ijazah!

        Usul Presiden Jancukers: Bubarkan Saja Kemendikbud, Bakar Ijazah! Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Budayawan Sudjiwo Tedjo turut menanggapi pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim yang menyatakan bahwa sekolah negeri harus diperuntukkan bagi siswa dengan tingkat ekonomi rendah.

        Menurut pria yang kerap disapa Presiden Jancukers pun menantang Nadiem untuk membubarkan Kemendikbud. Ia juga mengaku dirinya tengah merintis kampus yang program pertamanya adalah bekerja. Sambungnya, uang tidak bisa mendapatkan uang langsung dikeluarkan alias DO.

        Baca Juga: Nadiem Sudah Mohon-mohon Maaf, Muhammadiyah Belum Bersikap

        Baca Juga: Lapor Mas Menteri, Fahri: Sekolah Mandiri Bikin Rusak Mata, Otak. 

        “Usul Pak Menteri, gmn kalau kemendikbud dibubarkan saja. Saya sedang merintis sekolah/kampus di suatu kota, yg program pertamanya bekerja, yg tidak bisa ngasilin duit kami DO, dan program pertama saat lulus adalah membakar ijazah,” cuitnya dalam akun Twitternya, seperti dikutip, Kamis (30/7/2020).

        Lanjutnya, ia mengatakan program pertama setelah lulus adalah membakar ijazah. “Jk emang hebat, mrk harus bisa hidup tanpa ijazah,” katanya.

        Menurut dia, bahwa pisau tak bisa diukur dari kemampuannya mengiris karena zaman sudah berkembang, sama dengan mengatakan bahwa orang Jawa tak bisa diukur dari kemampuannya berbahasa Jawa dan membaca Hanacaraka karena zaman sudah berkembang.

        “Jepang, Korea dll sampai China dan India kurang berkembang gmn, teknologi luar angkasanya berkembang pesat, tapi bahasa dan hurufnya masih bertahan. Knp? Krn mereka tetap ingin eksis sbg bangsa. Jika ingin suku/bangsa lenyap, lenyapkan huruf dan bahasanya. Jawa masih eksis?,” katanya.

        Sambung dia, “Bila suku/bangsa adalah rumah, maka bahasa dan hurufnya adalah pondasi. Pada bahasa dan huruf itulah terkandung akar falsafah seluruh sendi kehidupan suatu suku/bangsa,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: