Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Duh Gusti, Kok Menteri-Menteri Doyan Bikin Jokowi Jengkel Sih?

        Duh Gusti, Kok Menteri-Menteri Doyan Bikin Jokowi Jengkel Sih? Kredit Foto: Antara/BPMI Setpres/Handout
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menunjukkan kekesalannya terkait serapan anggaran stimulus penanganan wabah Covid-19 yang minim.

        Menurutnya, masih banyak kementerian dan lembaga yang bekerja santai dan tak terbawa suasana krisis.

        "Saya melihat memang urusan realisasi anggaran ini memang masih sangat minim sekali. Sekali lagi dari Rp 695 triliun stimulus untuk penanganan Covid-19, baru 20% yang terealisasi, Rp 141 triliun yang terealisasi, baru 20% sekali lagi. Masih kecil sekali, kecil sekali," ucapnya dalam rapat terbatas pagi ini tentang Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional secara virtual, Senin (3/8/2020).

        Baca Juga: Gerung Samakan Jokowi dengan HH, Sama-Sama Berbuat Prostitusi

        Baca Juga: Ike Muti Minta Maaf Soal Kisruh Foto Jokowi, Pemprov DKI Maafkan

        Kepala Negara pun menjabarkan dari anggaran stimulus Covid-19 itu paling besar penyerapannya untuk perlindungan sosial sekitar 39%, kemudian program bantuan UMKM 25%.

        Namun, masih ada lagi program dalam paket stimulus yang belum ada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). 

        "Hati-hati ini, yang belum ada DIPA-nya saja masih gede banget. Mungkin 40%-an belum ada DIPA. DIPA saja belum ada gimana mau realisasi," tuturnya.

        Terkait itu, Jokowi pun Jokowi berkesimpulan masih banyak kementerian dan lembaga yang bekerja seperti biasanya dalam keadaan normal di tengah krisis akibat dampak Covid-19.

        "Ini aura krisisnya belum, masih kejebak pada pekerjaan harian, nggak tahu prioritas yang harus dikerjakan," ujarnya.

        "Oleh karena itu saya minta ini Pak Ketua urusan ini harus didetilkan satu persatu dari menteri-menteri yang terkait. Sehingga manajemen krisis ini kelihatan, lincah, cepat, troubleshooting, smart shortcut, dan hasilnya betul-betul efektif. Kita butuh kecepatan," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: