Rencana Penjualan TikTok ke Microsoft Tuai Kritik, Investor Murka
Wacana pengambilalihan operasional TikTok di Amerika ke tangan Microsoft telah memicu perdebatan di media sosial China; juga menuai kritik dari para investor induk usaha TikTok, ByteDance.
Microsoft resmi menunjukkan minatnya terhadap TikTok pada Minggu (2/8/2020) setelah Presiden Donald Trump memberi dukungan terhadap wacana itu. Namun, Trump memberi tenggat waktu 45 hari kepada Microsoft dan TikTok untuk menyelesaikan kesepakatan itu.
"Usulan akuisisi bagian TikTok akan membuat Microsoft bersaing langsung dengan Facebook dan Snap (pemilik Snapchat)," laporĀ Reuters, dikutip Selasa (4/8/2020).
Baca Juga: Microsoft Niat Beli TikTok, Gimana Reaksi Mr. Trump?
Baca Juga: Ribuan Perusahaan Ikut Gerakan Boikot, Rugikah Facebook?
ByteDance belum blak-blakan mengonfirmasi negosiasi dengan Microsoft. Namun, dalam surat internal Bos TikTok Zhang Yiming menyebut, sudah ada pembicaraan antara kedua pihak perihal strategi mempertahankan layanan TikTok di AS.
Menentukan kesepakatan yang akan memuaskan semua pihak akan menjadi hal yang sulit. Narasumber yang memahami situasi berujar, "TikTok bisa bernilai 50 miliar dolar AS, tetapi penjualan paksa divisi AS dan sejumlah unit berpotensi menghasilkan pendapatan lebih kecil dari itu."
Menanggapi itu, investor di ByteDance, Fred Hu mempertanyakan keuntungan yang akan ByteDance dapat jika nantinya kesepakatan itu benar-benar terjadi.
"Benar-benar tak masuk akal, ByteDance merupakan korban tak bersalah dari masalah politik dan geopolitik. Yang menimpanya merupakan hasil menyedihkan bagi ByteDance, karena masa depan perdagangan global," jelasnya.
Lebih lanjut, para bankir teknologi Asia menyebut, bank-bank investasi yang bertanggung jawab atas kesepakatan itu mesti berhati-hati untuk tak memusuhi Trump; karena situasi saat ini sulit ditebak ujungnya.
Di sisi lain, Zhang juga tak setuju jika Komite Investasi Asing di AS meminta pihaknya mendivestasi operasi TikTok AS. Sementara itu, ByteDance tak menanggapi pertanyaan komentar, begitu juga dengan pemerintah China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: