Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Beirut Diguncang Ledakan Besar, Saksi: Bikin Telinga Terasa Pecah

        Beirut Diguncang Ledakan Besar, Saksi: Bikin Telinga Terasa Pecah Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Beirut -

        Ledakan hebat mengguncang ibu kota Lebanon, Beirut, hari Selasa (4/8/2020). Sejumlah laporan menyebutkan setidaknya sepuluh orang meninggal dunia. Ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.

        Menteri Kesehatan Hamad Hasan mengatakan ada banyak korban luka dan insiden tersebut menyebabkan kerusukan besar.

        Baca Juga: Ledakan Besar di Lebanon, Lebih dari 73 Orang Tewas

        Video dari lokasi kejadian memperlihatkan asap tebal membumbung ke angkasa setelah ledakan pertama.

        Kemudian terjadi ledakan kedua yang jauh lebih besar yang tampaknya menghancurkan beberapa bangunan di sekitarnya.

        Salah seorang saksi mata kepada BBC mengatakan ledakannya begitu besar hingga mengira ia akan tewas. Ledakannya sangat memekakkan telinga, katanya.

        Media setempat mengatakan orang-orang terjebak di bawah reruntuhan.

        Diperlihatkan pula mobil-mobil dan bangunan di sekitarnya yang rusak parah. Beberapa rumah sakit dikatakan kewalahan menerima para korban.

        Hingga Selasa malam, belum diketahui sebab-sebab ledakan. Beberapa laporan setempat menyebutkan ledakan tersebut mungkin dipicu oleh insiden di gudang pabrik kembang api.

        Ledakan terjadi ketika Lebanon tengah dililit krisis ekonomi, situasi yang memicu ketegangan politik.

        Warga turun ke jalan memprotes cara pemerintah menangani krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990.

        Terjadi pula ketegangan di perbatasan dengan Israel, yang mengatakan pekan lalu mereka menggagalkan upaya kelompok Hizbullah memasuki wilayah mereka.

        Analis Timur Tengah BBC, Sebastian Usher, mengatakan ledakan ini mengingatkan orang akan bom yang menewaskan anggota parlemen dan mantan perdana menteri Rafik Hariri pada 2005.

        Ketika itu, Hariri adalah politisi Sunni kenamaan yang menyerukan agar Suriah mundur dari Lebanon.

        Sejak awal perang saudara pada 1976, Suriah menempatkan tentara di negara ini.

        Pembunuhan membuat puluhan ribu warga turun ke jalan-jalan memprotes pemerintah Lebanon yang pro-Suriah.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: