Donald Trump mengizinkan penjualan TikTok di Amerika Serikat (AS) ke tangan Microsoft, tapi dengan sejumlah syarat. Salah satunya, meminta bagian dari hasil penjualan aplikasi video pendek tersebut.
Permintaan tak terduga dari Presiden AS itu terbit di laporan Reuters yang Warta Ekonomi kutip, Kamis (6/8/2020). Menurutnya, sebagian uang kesepakatan mesti masuk ke Departemen Keuangan AS.
"Mayoritas dari harga kesepakatan harus masuk ke Departemen Keuangan AS, karena kami memungkinkan kesepakatan itu terjadi," ujar Trump beberapa hari sebelumnya.
Baca Juga: Bos TikTok Yakin Trump Cuma Mau Bunuh Aplikasinya, Bukan Membeli!
Baca Juga: Rencana Penjualan TikTok ke Microsoft Tuai Kritik, Investor Murka
Komite Investasi Asing AS (CFIUS) yang meninjau penawaran itu, memberi tenggat waktu 45 kepada ByteDance untuk bernegosiasi dengan Microsoft. Penawaran itu terjadi di tengah kecemasan AS terhadap keamanan data pribadi pengguna TikTok di AS.
Microsoft sendiri berujar, "kami sedang berusaha membeli aset TikTok di Amerika Utara, Australisa, dan Selandia Baru." Belum jelas nominal dari penawaran tersebut. Namun, ada sumber anonim yang menyebut kalau eksekutif ByteDance menghargai TikTok lebih dari 50 miliar dolar AS.
Sekadar informasi, CFIUS belum pernah meminta potongan hasil divestasi seperti permintaan Trump. Sejumlah ahli hukum menilai, permintaan itu justru akan membahayakan kepentingan AS.
"Itu tak konsisten dengan maksud Kongres dan kepedulian lama CFIUS untuk mempertahankan reputasi 'bertindak atas dasar keamanan nasional'," jelas pengacara bernama Paul Marquardt.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna
Tag Terkait: