Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tanggapi Anak SBY, PDIP: Era Bapakmu Banyak Proyek Mangkrak!

        Tanggapi Anak SBY, PDIP: Era Bapakmu Banyak Proyek Mangkrak! Kredit Foto: Antara/Asep Fathulrahman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politikus PDIP Hendrawan Supratikno buka suara terkait pernyataan Waketum Partai Demokrat (PD) Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang menyebut ekonomi Indonesia meroket saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi presiden.

        Ia menyebut bahwa pemerintahan SBY meninggalkan banyak proyek mangkrak. "SBY meninggalkan ekonomi yang stabil, datar, namun tidak cukup untuk digenjot, diakselerasi, karena kendala infrastruktur yang sangat tertinggal. Banyak proyek yang mangkrak. Bayangkan, arus mudik-balik Lebaran saja baru terurai di era Jokowi (Presiden Joko Widodo)," katanya kepada wartawan, Jumat, (7/8/2020).

        Baca Juga: Putra Bungsu SBY: Dulu Era Bapak Saya, APBN Meningkat, Utang...

        Baca Juga: Pengamat: Ketimbang Jokowi, SBY Jauh Lebih Baik

        Lanjutnya, ia menuturkan jika era SBY harusnya memasifkan pembangunan infrastruktur. Namun karena itu, ia mengatakan banyak pihak yang menilai pemerintahan era SBY sebagai 'the lost decade'.

        "Pembangunan infrastruktur besar-besaran seharusnya terjadi di periode lalu. Program MP3EI SBY harusnya sudah berjalan sejak 2005-2010, sehingga tidak menjadi beban pemerintahan berikutnya," tuturnya.

        Sambung dia, "Ada yang menilai, dekade SBY adalah dekade yang datar. Bahkan, ada yang menyebut sebagai 'the lost decade', karena harusnya perbaikan infrastruktur dilakukan besar-besaran, sehingga kita lebih siap bersaing di tingkat global," imbuhnya.

        Lanjutnya, ia mengatakan saat SBY menjadi presiden, ekonomi dunia masih menikmati 'the great moderation'.

        "Pada saat SBY memerintah, ekonomi dunia masih menikmati apa yang oleh Alan Greenspan disebut 'the great moderation'. Situasi aman karena pertumbuhan ekonomi tinggi berjalan tanpa diikuti inflasi yang tinggi. Ketika terjadi krisis 2008, kebijakan Quantitative Easing (QE) AS juga berjalan efektif. Harga-harga komoditas naik, sehingga ekspor naik signifikan. Kita didorong angin buritan," jelasnya.

        Namun demikian, ia menuturkan kondisi terjadi saat era SBY tidak terjadi saat ini. Seperti, pandemi virus Corona.

        "Sekarang kita menghadapi angin anjungan (head winds) yang terjadi karena perang dagang (neo-proteksionisme), ekosistem baru ekonomi digital, dan pandemi COVID-19," tukasnya.

        Sebelumnya, putra bungsu SBY, menyoroti kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Ibas menyebut ekonomi era Presiden SBY meroket.

        "Terus terang rakyat perlu kepastian, rakyat perlu kepercayaan, dan keyakinan dan bukti, bukan janji. Alhamdulillah, kita pernah membuat itu. Ketika zaman mentor kita Pak SBY selama 10 tahun, ekonomi kita meroket, APBN kita meningkat, utang dan defisit kita terjaga. Pendapatan rakyat naik dan lain-lain, termasuk tentang presentasi tingkat kemiskinan dan pengangguran," ucapnya, Kamis (6/8).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: