Kredit Foto: Antara/Aswaddy Hamid
Memasuki pekan ketiga Agustus 2020, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di beberapa provinsi sentra seperti Riau, Sumatera Utara, Jambi, dan Kalimantan Timur tercatat menguat.
Merujuk hasil dari Tim Penetapan Harga TBS Riau, disepakati harga TBS pada minggu ketiga Agustus 2020 untuk kategori tanaman kelapa sawit berumur 10–20 tahun mengalami kenaikan sebesar 5,9 persen dibandingkan periode yang sama pekan lalu menjadi Rp1.984,40 per kg.
Sementara itu, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang ditetapkan sebesar Rp9.068,18 per kg dan harga Kernel Rp4.743,51 per kg.
Baca Juga: Eng-Ing-Eng... Ada Kabar Baik dari Pandemi untuk Oleokimia Sawit
Baca Juga: Aceh’s Story: Cangkang Sawit Perdana Terbang ke Jepang
Mengikuti jejak Riau, harga TBS sawit di Sumatera Utara dengan kategori yang sama juga mengalami kenaikan hingga mencapai 3 persen dibandingkan periode yang sama pekan lalu menjadi Rp1.965,19 per kg. Harga CPO dan kernel ditetapkan berturut-turut yakni Rp9.107,25 per kg dan Rp4.823,00 per kg.
Tidak hanya itu, harga TBS di Jambi untuk minggu ketiga Agustus 2020 juga membawa kabar baik. Tercatat, harga TBS mengalami kenaikan mencapai 6,6 persen menjadi Rp1.870,44 per kg dengan harga CPO ditetapkan sebesar Rp8.745,33 per kg dan harga Kernel Rp4.243,85 per kg.
Lanjut ke Pulau Kalimantan, harga TBS untuk kategori tanaman kelapa sawit berumur 10–20 tahun di Kalimantan Timur selama periode Agustus 2020 tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,9 persen secara month-to-month (mtm) menjadi Rp1.349,04 per kg.
Harga minyak sawit mentah dan kernel ditetapkan masing-masing sebesar Rp6.980,16 per kg dan Rp3.218,44 per kg. Kenaikan harga jual TBS di beberapa provinsi sentra sawit di Indonesia ini dipicu oleh pergerakan perekonomian global yang sedikit membaik dan berdampak pada peningkatan permintaan minyak sawit.
Relaksasi PSBB yang dilakukan oleh India dan China memicu akses ekspor ke negara-negara importir utama CPO asal Indonesia tersebut semakin terbuka lebar. Permintaan ekspor yang lebih kuat dan aktivitas restocking yang meningkat dari negara-negara tersebut membuat harga TBS di beberapa provinsi sentra sawit di Indonesia mengalami kenaikan.
Tidak hanya itu, China yang pada 2019 lalu tercatat sebagai importir terbesar CPO asal Indonesia diperkirakan akan beralih ke minyak sawit setelah impor kanola dan kedelai terjerat perselisihan perdagangan. Kondisi inilah yang berdampak pada peningkatan harga TBS yang sepekan ke depan akan dirasakan petani sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti