Setelah melalui serangkaian proses, Bank Bukopin kini memiliki pemegang saham pengendali yang baru, yakni Kookmin Bank yang merupakan bank terbesar di Korea Selatan. Komposisi kepemilikan saham KB Kookmin Bank kini menjadi 33,9%, dengan aksi korporasi tersebut Bank Bukopin mendapat suntikan modal baru senilai lebih dari Rp830 miliar.
Aksi korporasi yang dilakukan Bank Bukopin melalui proses penawaran umum terbatas V dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), dalam PUT V Kookmin Bank berhasil menyerap 2,97 miliar lembar saham baru Bank Bukopin.
Transformasi manajemen sebagai salah satu bentuk kolaborasi Bukopin dengan Kookmin sehingga dapat mengoptimalkan fundamental yang telah dimiliki Bukopin sejak dahulu, yaitu usaha mikro, kecil dan menengah termasuk juga koperasi.
Baca Juga: Bikin Rugi Bandar! Ini Biang Kerok Asuransi Alami Gagal Bayar
Baca Juga: Laba 7 Bank BUKU IV Anjlok Berjamaah, Siapa yang Paling Tekor?
Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan A. Purwantono, mengataan bahwa bank terbesar di Korea Selatan tersebut merupakan bank terbesar untuk mortgage sehingga pada masa mendatang perkembangannya di Asia akan fokus di sektor UMKM, ritel, dan micro finance. Dengan begitu porsi ritel dapat dikembangkan menjadi 80%, dan sisanya tetap dijaga di korporasi. Seperti yang diketahui bahwa antara inti bisnis Bank Bukopin dengan Kookmin memiliki kemiripan yakni pada segmen ritel.
Selain fokus pada sektor UMKM, Rivan mengatakan kerja sama antara Kookmin dan Bukopin juga dapat dilakukan untuk peningkatan layanan pada pengajuan KPR, apalagi sektor ini merupakan spesialisasi dari Kookmin.
Menurutnya, dapat dilakukan percepatan dalam proses investigasi atau penilaian aset calon debitur dalam satu jam, dari data base yang dibangun sehingga pengajuan pun bisa lebih cepat prosesnya. Dengan penambahan investasi KB di berbagai aspek, transformasi manajemen dan Perseroan dapat lebih cepat, sehingga mampu melayani nasabah dengan lebih baik lagi.
Baca Juga: Bukopin Rilis Program Nabung Super Seru 50 Tahun, Bertabur Hadiah
"Service Level Agreement (SLA) kalau bisa 1-2 jam bisa disetujui, kemarin ketika kita coba simulasikan ternyata bisa selesai di bawah 1 jam. Kredit pensiun juga sekarang kan masih manual dan masih harus secara langsung ketemu nasabah. Nanti akan dikolaborasikan, bisnis UMKM ini mereka biasanya adalah nasabah KPR, dan KPR-UMKM sebagian adalah pensiunan," jelas Rivan.
Dari sisi teknologi, menurut Rivan, Kookmin telah berkomitmen melakukan sharing knowledge tidak hanya pada proses bisnis, tetapi juga pada sektor teknologi. Di Korea, Kookmin sudah sangat dikenal dengan teknologinya. One Stop Mobile App-nya sangat canggih dan tentu ini akan sangat cocok dengan kebiasaan baru masyarakat.
Nasabah Bukopin yang selama ini sangat beragam, mulai dari pensiunan, koperasi, perusahaan swasta kecil hingga besar, BUMN, hingga pemerintah. Dengan KB sebagai PSP dan kedepannya sebagai majority, keberagaman ini akan lebih ditingkatkan dengan potensi peningkatan nasabah perorangan dan badan usaha asing, sebagai bukti adanya kepercayaan baik itu dari skala nasional maupun intenasional. Dengan ini, maka Bukopin dapat bertransformasi menjadi bank yang tetap menjunjung tinggi kearifan lokal, dengan profesionalisme banker berskala internasional.
Sementara dari sisi sumberdaya manusia, tidak menutup kemungkinan akan terjadi transfer knowledge antara KB Kookmin dengan Bank Bukopin. Rivan menjelasakan akan terjadi pertukaran pengetahuan, Kookmin dengan profesionalismenya, dan Bukopin dengan kemampuan bisnis disektor ritelnya di Indonesia. Tentu ini akan menjadi kolaborasi yang luar biasa, dan hal ini memang harus dilakukan untuk bisa masuk ke dalam 5 besar Bank di Indonesia.
Pada kesempatan lain, President & CEO KB Kookmin Bank, Hur Yin, mengutarakan niatan KB Kookmin Bank untuk menjadikan Bank Bukopin sebagai bank terbaik dan berkontribusi bagi perekonomian kedua negara. Hur Yin juga mengatakan bahwa segala kebutuhan likuiditas Bank Bukopin, Kookmin akan bertanggung jawab.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih