Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PAN Dorong Fokus Pemulihan Ekonomi dan Sektor Kesehatan

        PAN Dorong  Fokus Pemulihan Ekonomi dan Sektor Kesehatan Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saat ini pemerintah sudah mengajukan APBN 2021 dengan tema 'Percepatan Pemulihan Ekonomi Dan Penguatan Reformasi.' Fraksi PAN menilai tema ini kurang tepat mengingat situasi pandemi dan geliat ekonomi yang masih stagnan dan bahkan cenderung menurun.

        Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengatakan, dalam pandangan fraksi PAN, tema yang lebih tepat adalah 'Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penguatan Sektor Kesehatan.'

        "Penekanannya adalah agar ada keseimbangan antara pemulihan ekonomi di satu sisi dan peningkatan pelayanan kesehatan di sisi yang lain. Sebab, pemulihan ekonomi tidak bisa dipisahkan dari penguatan sektor kesehatan karena keduanya ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi," terang Eddy, Rabu, (26/8/2020).

        Belum lama ini, terang Eddy, Fraksi PAN juga mempelajari keberhasilan Selandia Baru, Taiwan, dan Jerman dalam meredam kasus Covid-19 yang relatif berhasil sehingga aktivitas ekonomi di negara-negara tersebut kembali tumbuh lebih cepat. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga yang patut dicontoh di mana keberhasilan dalam penanganan Covid-19 secara instan berimplikasi positif bagi pertumbuhan ekonomi.

        Dalam merespon Rancangan Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 beserta Nota Keuangannya sebagaimana disampaikan oleh Presiden beberapa waktu yang lalu, Fraksi PAN menyampaikan pandangan sebagai berikut.

        Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 – 5,5%, menurut Fraksi PAN target pertumbuhan ekonomi tersebut terlalu optimistik, sebab dampak pemulihan ekonomi tidak otomatis dirasakan dalam jangka pendek.

        Sebelum pandemi Covid-19 saja, terang Eddy, pertumbuhan ekonomi domestik hanya berada di kisaran 5%, kemudian pada kuartal I 2020 pertumbuhan ekonomi justru mengalami kontraksi ke angka 2,97 %. Bahkan, pada Kuartal II 2020 kembali mengalami kontraksi hingga berada di angka minus (-) 5,32 %. 

        Sumber utama pertumbuhan negatif di triwulan II tahun 2020 adalah konsumsi masyarakat. Dengan porsi sekitar 59 persen dari PDB, menyebabkan pertumbuhan konsumsi minus 5,51 persen yang berdampak linier pada pertumbuhan PDB. Selain itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi yang tumbuh negatif 8,61 persen. Pascakrisis 1998, PMTB selalu tumbuh mengikuti permintaan konsumsi.

        Fraksi PAN, lanjut Eddy, juga mengamati bahwa kondisi pemulihan ekonomi negara-negara mitra dagang dan investasi utama yang diselimuti ketidakpastian juga sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor dan investasi Indonesia ke depan. Dengan kondisi tersebut, pemerintah diharapkan mencermati kembali asumsi pertumbuhan ekonomi secara lebih realistis karena akan berimplikasi terhadap tingginya target penerimaan negara.

        "Oleh karena itu, Fraksi PAN mendorong agar fokus pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19 menjadi agenda utama pada tahun 2021 dibandingkan mengejar target pertumbuhan yang sulit dijangkau," ujar Eddy.

        Fraksi PAN menilai bahwa kunci pemulihan ekonomi pada 2021 adalah menjaga pertumbuhan konsumsi domestik yang saat ini merupakan basis dari perekonomian kita. Karena konsumsi domestik terkontraksi hingga -5,51 persen di triwulan ke II tahun ini, maka bantuan perlindungan sosial perlu terus diberikan secara cepat namun tepat sasaran agar masyarakat tetap terjaga daya belinya sehingga pertumbuhan konsumsi domestik dapat kembali seperti yang diharapkan.

        Terkait hal ini, Fraksi PAN tetap waspada bahwa gelontoran dana pemerintah dalam bentuk bansos, PEN dan lain-lain gagal menggerakkan perekonomian jika masyarakat bersikap terlalu hati-hati dan lebih memilih menabung uang ketimbang membelanjakannya. Sementara itu, masyarakat kelas menengah juga memilih menyimpan kelebihan dana yang dimiliki untuk berjaga-jaga. 

        Artinya daya ungkit pengeluaran pemerintah akan kecil dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Fraksi PAN mendesak agar pemerintah memastikan agar seluruh masyarakat disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

        Fraksi PAN juga berharap bahwa investasi sebagai mesin penggerak ekonomi lainnya agar tetap bisa tumbuh di masa pandemi ini. Capaian realisasi investasi tentunya perlu terus tumbuh di tahun depan sehingga mampu menciptakan lapangan kerja.

        Sebagai pamungkas, Eddy berharap ketika pemerintah semakin membuka perekonomian, tingkat kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat dalam menjaga protokol kesehatan semakin ditingkatkan serta diberlakukan sanksi yang “ber-efek jera”.

        “Kita memang perlu meningkatkan mobilitas masyarakat untuk menggerakkan perekonomian, namun hal ini akan sia-sia dan justru memukul mundur pertumbuhan ekonomi, jika kasus penularan Covid 19 semakin merebak akibat ketidak disiplinan masyarakat dalam menjaga kesehatan”.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Bagikan Artikel: