Pemboikotan Donald Trump terhadap WeChat telah mengecewakan jutaan penggunanya di Amerika yang bergantung pada aplikasi itu. Bahkan, langkah Trump itu dapat mencegah perusahaan AS berbisnis di China.
MelansirĀ CNN Internasional, Jumat (28/8/2020), perintah eksekutif Donald Trump itu melarang perusahaan AS melakukan transaksi apapun yang berkaitan dengan WeChat. Putusan itu terjadi akibat memanasnya perang teknologi antara Washington dan Beijing.
AS menuding WeChat sebagai ancaman keamanan nasional karena mengumpulkan banyak data, lalu mengirimnya ke Partai Komunis China. Induk usaha WeChat, Tencent, "tak menanggapi permintaan komentar soal kabar itu."
Baca Juga: Baru 3 Bulan Menjabat, Bos TikTok Undur Diri, Gegara Trump??
Baca Juga: Kabarnya, Nilai Jual TikTok di AS Hampir Capai Rp440 Triliun!
Sebelumnya, Tencent kabarnya sudah menekankan kalau versi internasional WeChat terpisah dari versi China--yang bernama Weixin.
Lewat situs web, Tencent berujar, "kami menggunakan data sesuai hukum dan peraturan yang berlaku."
Di sisi lain, Presiden Kamar Dagang Amerika di Shanghai, Ker Gibbs menilai, perintah itu memiliki kalimat yang begitu luas sehingga berpotensi memengaruhi bisnis perusahaan AS di China.
"Itu berisiko membatasi semua entitas AS, baik yang berada di AS maupun di China," kata Gibbs.
Oleh karena itu, perintah Trump justru berpotensi mengancam perusahaan AS di China; di mana WeChat memiliki peran penting bagi ratusan juta pengguna.
Misalnya, Starbucks, Walmart, dan Nike berisiko kehilangan akses menggunakan WeChat sebagai saluran penjualan produk. Pada tahun lalu, Walmart mengaku mencatat, 30% transaksi di China berasal dari fiturĀ Scan and Go yang ada di WeChat.
Pada Desember 2019, Bos Nike, mark Parker juga mengaku melihat potensi besar dengan mitra digital seperti Instagram, Google, Tmall, dan WeChat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna