Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cita-Cita dan Mimpi KSDI, Dari Internet Hingga Satelit Desa

        Cita-Cita dan Mimpi KSDI, Dari Internet Hingga Satelit Desa Kredit Foto: KSDI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Di saat internet menjadi jawaban atas terbatasnya kontak sosial dan fisik manusia selama pandemi Covid-19 ini, masih ada sekitar 13 ribu desa yang kesulitan sinyal yang mengakibatkan masyarakatnya kesulitan mengakses internet. Baca Juga: Solusi Nutrisi Sekolah Lewat Platform Digital Kini Telah Hadir 

        “Kita bertekad mewujudkan pemenuhan kebutuhan teknologi digital di wilayah yang belum terjamah itu,” kata Tedy Tri Cahyono, anggota Dewan Pengawas Koperasi Satelit Desa Indonesia (KSDI), saat membuka orientasi dan pelatihan mitra regional KSDI, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/9/2020).

        Sementara itu, di hadapan para calon mitra KSDI, Tedy mengungkapkan, KSDI akan meluncurkan beberapa produk untuk menyambungkan internet hingga ke desa-desa. Mulai dari jaringan internet yang dinamakan Telkodesa. Untuk keperluan tersebut, KSDI bahkan mengancangkan pada 2022 akan meluncurkan satelit sendiri.

        Selain penyediaan jaringan, KSDI juga memproduksi smartphone bernama Desanova sebagai perwujudan dari sisi perangkat (device). 

        Pada akhir tahun ini, KSDI telah memproduksi 20 ribu smartphone yang terdiri atas dua tipe. KSDI juga menyediakan Superdesa yang merupakan platform digital desa yang dapat dipesan sesuai kebutuhan.  

        Dijelaskan Tedy, aplikasi Superdesa ini merupakan platform digital desa yang dapat dipesan sesuai kebutuhan misalnya untuk kepentingan  pemerintahan kabupaten atau kota. 

        "Akan ada zoom atau Guyup, chatting   Whastapp atau Sambung. Terdapat pula  laku-beli semacam Tokopedia. Ada pula sosial medianya yang dinamakan Temu. Untuk namanya masih bisa dikomplain,” kata Tedy mengakhiri paparannya. 

        Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas KSDI, Budiman Sudjatmiko yang hadir lewat video conference juga menyampaikan bahwa filosofi nama KSDI yang merupakan singkatan dari empat kata yang menurutnya adalah penggabungan hal-hal baik dan hal-hal hebat.  

        “Koperasi yang merupakan soko guru perekonomian Indonesia dengan semangat kegotong-royongan, satelit (komunikasi) merupakan benda hebat yang ada di di langit, teknologi canggih  menjadi sarana yang mampu menghubungkan dan menyatukan wilayah nusantara, yang bisa dimaknai pula sebagai transponder gagasan ide yang berbasis teknologi. 

        "Hal hebat lain yakni desa yang berada di bumi yang di dalamnya terdapat kebudayaan, kegotongroyongan, sumber daya alam dan sumber daya manusia,” kata politikus PDI Perjuangan dan juga founder Innovator 4.0 Indonesia itu. 

        Ada cita-cita mulia yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum. Mencerdaskan kehidupan bangsa yang 70 persen menempati desa. 

        “Jadi, KSDI adalah organisasi yang menopang dan menyambungkan bumi dan langit atas nama Indonesia untuk kemanusiaan,” kata Budiman. 

        Mengomentari sejumlah program KSDI ini, Teguh Adi Prabowo, salah satu peserta orientasi dari Maluku, menyatakan bahwa program itu merupakan proyek mercusuar.  

        Secara sepintas, hal itu kurang masuk akal. Ia mencontohkan soal ancangan KSDI yang hendak meluncurkan satelit sendiri pada tahun 2022. 

        “Wong negara butuh 3-4 tahun ini koperasi kok cuma 2 tahun nggak logis," ucap Teguh.  

        Meski demikian, Teguh tertarik bergabung sebagai anggota. Ketertarikannya itu salah satunya karena profil pengurusnya. Ia mengaku mengenal dan tahu track record  beberapa pengurus KSDI. Budiman Sudjatmiko salah satunya yang dikenalnya sebagai tokoh pergerakan melawan Orde Baru, yang juga pernah menjadi legislator yang kemudian berkecimpung di Inovator 4.0 Indonesia.   

        "Selain itu adanya semangat gotong royong yang menjadi landasan koperasi. Ada bukti dengan kegotongroyongan  sesuatu yang dianggap mustahil bisa terwujud," tutup Teguh.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: