Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dengan Entengnya Ucapan Anies Bikin Duit Rp300 Triliun Melayang

        Dengan Entengnya Ucapan Anies Bikin Duit Rp300 Triliun Melayang Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang akan kembali menerapakan PSBB total mulai 14 September 2020, untuk menekan penyebaran Covid-19, mendapat sorotan dari berbagai pihak.

        Salah satunya adalah Ketua Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Said Abdullah. Said menilai pernyataan Anies menjadi penyebab rontoknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Baca Juga: PSBB Total Ala Anies Gak Cocok Tekan Covid, Pak Jokowi: PSBM yang Efektif

        "Kejadian kemarin sangat disesalkan atas pernyataan yang begitu bombastis, dramatis oleh Gubernur DKI Bapak Anies Baswedan sehingga menimbulkan hal yang tidak perlu dan membakar ludes Rp 300 triliun saham-saham kita berguguran," katanya dalam rapat kerja Banggar dengan pemerintah, Jakarta, Jumat (11/9/2020). Baca Juga: Gembok Jakarta, Anies Didukung Habib yang Tinggal di Arab Saudi

        Sementara itu, dilansir dari data rangkuman perdagangan BEI pada 10 September 2020 kemarin, nilai kapitalisasi pasar modal sebesar Rp5.682 triliun. Angka itu turun Rp297 triliun dari nilai kapitalisasi pasar di hari sebelumnya sebesar Rp5.979 triliun.

        Bahkan, investor asing juga melakukan aksi jual dengan catatan net sell sebesar Rp663 miliar. Dengan begitu catatan net sell dari awal tahun mencapai Rp33,57 triliun.

        Ia menilai dengan kejadian tersebut, akan memberikan dampak ayng luas. Sebab, IHSG pada perdagangan Kamis (10/9) ambles 5,01% ke level 4.891,46 setelah sebelumnya perdagangan sempat dihentikan oleh bursa karena turun lebih dari 5%. Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp668 miliar di pasar reguler dengan nilai transaksi menyentuh Rp10,2 triliun.

        Karena itu, ia meminta meminta Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menjaga serta mengawasi sektor keuangan nasional dari hal-hal yang tidak pasti.

        "Kalau korporasi hancur, maka ritel akan hancur, inilah tantangan berat baik OJK dan BI," ujarnya.

        Selain itu, ia juga meminta BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. 

        "Kami yakin terhadap berbagai upaya yang dilakukan dan ditempuh oleh gub BI, dan kami berharap gub BI juga menjaga stabilitas sektor keuangan karena kita khawatir upaya-upaya yang dilakukan Gubernur BI akan menjadi sia-sia bagi kita semua kalau tidak ada di antara kita koordinasi baik di semua lini," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: