Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tertib Lakukan Ini Bisa Hindari Covid-19 di dalam Ruangan, Lho!

        Tertib Lakukan Ini Bisa Hindari Covid-19 di dalam Ruangan, Lho! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit Covid-19 biasanya dapat bertahan di tempat-tempat publik, khususnya di dalam ruangan. Meski protokol kesehatan ditetapkan, seperti menjaga jarak fisik, menjaga kebersihan tangan, dan mengenakan masker dapat secara efektif mengurangi potensi penularan, namun langkah pencegahan ini dinilai tetap punya keterbatasan.

        Sejak sekolah dibuka kembali bersama dengan restoran dan gedung perkantoran, serta area dalam ruangan lainnya, ventilasi yang baik, penyaringan udara, dan tingkat kelembapan menjadi kunci untuk mengurangi penyebaran virus.

        Baca Juga: Mendag Bilang Industri Digital Masih Moncer di Saat Pandemi Covid-19

        Menurut pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang diterbitkan pada Juli, sistem ventilasi yang terawat dan dioperasikan dengan baik dapat mengurangi penyebaran virus di ruang dalam ruangan dengan meningkatkan laju pergantian udara.

        Hal tersebut juga mengurangi resirkulasi udara. Secara umum, ventilasi dalam gedung bertujuan menyediakan udara yang sehat dan menghilangkan udara pengap untuk bernapas. Dengan kata lain, menjaga kualitas udara di ruang itu.

        Dilansir Health 24, sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa penularan virus melalui udara dapat secara efektif terjadi di dalam ruang tertutup. Hal ini karena partikel virus yang sangat kecil tetap berada di udara.

        Qingyan Chen, seorang profesor teknik mesin di Universitas Purdue mengatakan, jika Anda memasuki ruangan atau gedung dan mencium udara yang pengap, anggaplah itu sebagai tanda bahwa konsentrasi karbon dioksida tinggi dan ventilasi buruk. Itu tandanya, Anda sebaiknya segera menjauh.

        WHO menyatakan bahwa sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC) digunakan untuk menjaga suhu dan kelembapan udara dalam ruangan pada tingkat yang sehat, tetapi mode resirkulasi, yang mensirkulasi ulang udara harus dihindari. Jika melihat sistem pendingin seperti air conditioner (AC) di toko atau ruangan bukan pilihan yang paling sehat karena mensirkulasi ulang udara.

        Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di China awal tahun ini menunjukkan, AC jenis tersebut dapat menyebarkan virus di ruangan dalam, seperti restoran. Makalah dalam studi mencakup diagram pengaturan meja restoran dan aliran udara AC.

        Penelitian juga menjelaskan bahwa orang tanpa gejala terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala, melepaskan virus saat dia bernapas dan berbicara, kemudian AC meniup udara masuk ke arah beberapa meja, yang kemungkinan merupakan penyebab infeksi sembilan orang lainnya yang juga berada di restoran pada saat itu.

        Bukti terbaru menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 bertahan lebih baik di lingkungan dengan kelembapan rendah. Sebuah penelitian di Australia, yang diterbitkan bulan lalu,  menemukan hubungan antara kelembapan lebih rendah dan peningkatan penularan komunitas.

        "Ketika kelembapan lebih rendah, udaranya lebih kering dan membuat aerosol lebih kecil," ujar Michael Ward, seorang ahli epidemiologi di Sekolah Ilmu Kedokteran Hewan di Universitas Sydney dan penulis utama studi tersebut.

        Menurut Stephanie Taylor dari Harvard Medical School, mempertahankan tingkat kelembapan dalam ruangan hingga 40 hingga 60 persen akan mengurangi paparan partikel infeksius dan karenanya mengurangi penularan virus.

        Jika tidak melihat sistem pemanas atau ventilasi serta pelembab portabel, sebaiknya tanyakan kepada pemilik tempat, apakah mereka memiliki mekanisme pelembap yang memadai.

        Sebaiknya, hindari juga kipas angin dalam situasi tertentu. Saat memasuki musim dengan cuaca yang lebih hangat, kebanyakan orang cenderung membawa keluar meja dan kipas angin.

        WHO mencatat bahwa kipas jenis tersebut sangat aman untuk sirkulasi udara di antara anggota keluarga yang tinggal bersama, yang tidak terinfeksi virus. Tetapi, kipas ini harus dihindari bila Anda memiliki pengunjung dari luar, karena beberapa orang yang positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala.

        "Jika penggunaan meja atau kipas duduk tidak dapat dihindari, penting untuk meningkatkan pergantian udara di luar ruangan dengan membuka jendela dan meminimalkan embusan udara dari satu orang atau sekelompok orang lainnya,"  jelas pedoman WHO.

        Untuk kipas angin langit-langit, WHO menambahkan bahwa ventilasi luar ruangan yang baik dapat dicapai dengan membuka jendela.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: