Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sri Mulyani: Ekonomi Bisa Minus Lebih dari 2,1% Imbas PSBB Jakarta

        Sri Mulyani: Ekonomi Bisa Minus Lebih dari 2,1% Imbas PSBB Jakarta Kredit Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, Kementerian Keuangan terus melakukan monitoring dampak diberlakuannya kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal III-2020.

        Pemprov DKI Jakarta melakukan PSBB sebab masih terjadi jumlah kasus positif di Ibu Kota yang meningkat terutama melalui perkantoran.

        Baca Juga: Sri Mulyani: Ekonomi Triwulan III Masih Tumbuh di Zona Negatif

        "Pada dasarnya, kita sekarang sedang melakukan monitoring dan melihat data-data berhubungan dengan pergerakan seiring dengan pemberlakukan PSBB mulai 14 September oleh Pemerintah DKI," ujar Sri Mulyani dalam video conference, Selasa (15/9/2020).

        Dia menjelaskan, PSBB dilakukan kali ini berbeda dengan yang dilakukan pada awal Maret lalu. Saat ini, di pemerintahan masih ada jumlah dari staf, ASN yang bekerja sesuai zonanya. Sekitar 25 persen dari kapasitas diizinkan WFO dan WFH.

        "Artinya, PSBB sekarang berbeda dengan situasi pada Maret dan April yang waktu itu seluruh kegiatan masyarakat terhenti. Sekarang kita melihat skalanya menurun," kata Sri.

        Masih sama seperti sebelumnya, Bendahara Negara ini memproyeksikan pertumbuhan pada kuartal III kisarannya bakal berada 0% hingga -2,1%. Perhitungan itu mempertimbangkan pada Maret lalu, di mana ketika ada PSBB drastis penurunan sampai 2 persen.

        "Kita perkirakan mungkin lower end-nya yang minus 2,1%, ini bisa lebih rendah dari 2,1%. Berapa perkiraan yang terbaru, nanti kita lihat berdasarkan assesment kita terhadap pergerakan 2 minggu ini. Kita harap tidak terlalu jauh penurunannya," kata dia.

        Sementara untuk kuartal IV, cirinya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi bakal berada di 0,4 sampai minus 3,1%. Menurutnya, semua proyek itu tergantung pada pemerintah bagaimana mengelola dan mencegah terjadinya kenaikan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia.

        "Saya harap, tentu saja dalam hubungan pusat dan daerah yang makin baik bisa bersama-sama. Ada 8 provinsi yang bias dikendalikan sehingga bisa pulih di kuartal IV," ucap Sri.

        Sementara itu, untuk keseluruhan di 2020, Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan bisa mencapai -1,1 sampai 0,2%. "Namun tentunya, kita melihat kemunkginan bahwa dalam kisaran ini karena adanya (PSBB) seperti terjadi di DKI kita siapkan kemungkinan berada di lower end," ujar mantan bos World Bank tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Mochamad Rizky Fauzan
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: