Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bikin Bergidik! Perang Mahadahsyat Negara Islam Arab Bisa Meletus Gegara...

        Bikin Bergidik! Perang Mahadahsyat Negara Islam Arab Bisa Meletus Gegara... Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulu
        Warta Ekonomi, Istanbul -

        Perjanjian damai antara Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) dengan Israel, tak hanya menuai banyak kecaman. Dampak dari perjanjian dua negara kerajaan itu diprediksi bisa jadi pematik perang mahadahsyat antara negara-negara Islam di Jazirah Arab.

        Dalam berita pada Jumat (14/9/2020), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkap bahwa perdamaian Israel dengan Uni Emirat Arab adalah hasil dari operasi senyap Badan Intelijen Israel (Mossad). Bukan cuma UEA, Bahrain pun pada akhirnya sepakat melakukan normalisasi hubungan dengan negara Zionis itu.

        Baca Juga: Israel Peluk Erat Negara Arab, Pakistan: Tak Ada Artinya

        Tak cuma Bahrain dan UEA, Israel lebih dulu berdamai dengan dua negara Arab lainnya, Mesir dan Yordania. Hubungan Israel dan Mesir menjadi normal setelah perjanjian damai kedua negara pada 1979, sementara Yordania sepakat berdamai dengan Israel pada 1994.

        Pernyataan mengejutkan diungkap Netanyahu pada akhir Agustus 2020 lalu. Menurutnya, Israel tak cuma melakukan pertemuan dengan empat negara tersebut. Akan tetapi, ada sejumlah negara Islam Arab lainnya yang juga membuka diri dengan Israel dalam upaya perdamaian.

        "Banyak pertemuan lain dengan para pemimpin Arab dan Islam diadakan, yang tidak diumumkan. Para pemimpin ini menyadari bahwa kepentingan vital mereka terletak pada menormalisasi hubungan dengan Israel," ujar Netanyahu dikutip dari New York Times.

        Dari pernyataan Netanyahu, perdamaian Israel dengan Mesir, Yordania, UEA, dan Bahrain, berisiko tinggi terhadap meletusnya konflik horizontal antar negara-negara Islam Jazirah Arab. 

        Bagaimana tidak, jika keempat negara tersebut bersedia membuka diri dengan Israel, hal itu tidak berlaku bagi Iran. Dalam berita sebelumnya, Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan dengan tegas kecaman terhadap Bahrain dan UEA. Tak segan, UEA menyebut dua negara itu sebagai pengkhianat.

        "Kesepakatan itu adalah kebodohan historis dan jelas merupakan sebuah pengkhianatan. Itu akan mempercepat pemusnahan Israel," bunyi pernyataan Garda Revolusi Iran dikutip dari Middle East Eye.

        Iran di bawah komando Pemimpin Tertinggi Revolusi, Ayatollah Khamenei, dan Presiden Hassan Rouhani, kerap melontarkan ancaman kepada Israel. Sikap Iran ini tak lepas dari solidaritasnya terhadap perjuangan rakyat Palestina.

        Perlawanan Iran terhadap Israel terlihat di Suriah, di mana pasukan pemberontak yang dimobilisasi Teheran kerap terlibat pertempuran dengan pasukan Israel di Dataran Tinggi Golan. Pun di perbatasan Lebanon, pasukan Hizbullah yang berafiliasi dengan Iran juga sering melakukan konfrontasi dengan tentara IDF.

        Tak hanya Iran, Turki juga jadi salah satu negara yang sangat berlawanan dengan Israel. Turki dan Iran sebelumnya sempat meresmikan koalisi untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam perlawanan terhadap rezim Zionis Israel.

        "Kami mungkin akan menangguhkan hubungan diplomatik atau menarik duta besar kami (dari UEA). Karena, kami akan mendukung rakyat Palestina. Kami tidak membiarkan Palestina dikalahkan atau membiarkannya dikalahkan," ucap Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dikutip dari Ahval News.

        Sejumlah konflik yang membuat negara-negara Islam Jazirah Arab saling menjatuhkan, terlihat ada perang Israel di belakangnya. Oleh sebab itu, tak salah jika muncul sejumlah dugaan bahwa perdamaian antara Israel dengan Bahrai dan Mesir bisa mematik perang antar negara-negara Islam Jazirah Arab.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: