Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gak Kebayang Kalau Terjadi, Ini 5 Jurus Luhut Lawan Covid di Wilayah Anies Dkk

        Gak Kebayang Kalau Terjadi, Ini 5 Jurus Luhut Lawan Covid di Wilayah Anies Dkk Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Komite Kebijakan Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, secara blak-blakan membocorkan strateginya menangani Covid-19 di sembilan provinsi.

        Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini mengatakan sembilan provinsi ini punya kontribusi besar dalam angka kasus Covid-19 di Indonesia. Baca Juga: Disuruh Jokowi Taklukkan Corona dalam 2 Pekan, Eh Luhut Masih Garap Lahannya Prabowo

        Ia menyebut sembilan provinsi tersebut antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Utara, dan Papua. Di wilayah-wilayah tersebut. Baca Juga: Luhut Emosi: Kita Ini Punya Otak

        Karena itu, Luhut akan menerapkan lima jurus jitu dengan melibatkan berbagai pihak. "Pertama, mendorong perubahan perilaku masyarakat yang lebih cepat lagi untuk melaksanakan protokol kesehatan. Karena hal ini sangat penting," ungkapnya dalam konferensi pers secara virtual pada Jumat (18/09/2020).

        Jurus kedua, yakni penurunan penambahan kasus harian. Kemudian yang ketiga, peningkatan tingkat kesembuhan (recovery rate). Keempat, penurunan tingkat kematian (mortality rate). Kelima, imbuhnya, penurunan kasus kematian (mortality cases).

        "Lima ini yang kita nanti terjemahkan ke depan apa yang kita lakukan dan sekarang sedang jalan," tegasnya.

        Lebih lanjut, ia menyebut dalam penanganan tersebut, terdapat masa kritis pada 2-3 bulan ke depan sampai vaksin disuntikkan.

        Sambungnya, dalam masa itu, diperlukan upaya lebih tegas untuk merubah perilaku masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.

        "Kita melihat memang ada tren kenaikan di bulan September apabila dibandingkan Agustus, walaupun jumlah kesembuhan juga naik. Jadi, ini juga ada satu paradoks," kata Luhut.

        Selain itu, ia juga mengaku dengan peningkatan ini terjadi ketika kegiatan ekonomi mulai dibuka. Namun demikian, ia berargumen bahwa keputusan membuka kegiatan ekonomi dilakukan karena memang menurutnya harus diambil pemerintah.

        "Karena kita tidak boleh membiarkan terlalu lama dan membukanya mulai makin besar. Belum ada juga vaksin, kita tidak disiplin, kelihatan angka itu kematian dan juga infeksi itu meningkat. Nah sekarang kita ketatkan lagi," tegasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: