Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        IHT Terpukul Covid-19, HNM Sampoerna Menjerit: Tolong Pak Jokowi, Lindungi Segmen SKT!

        IHT Terpukul Covid-19, HNM Sampoerna Menjerit: Tolong Pak Jokowi, Lindungi Segmen SKT! Kredit Foto: Antara/Aji Styawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Industri hasil tembakau (IHT) merupakan industri yang turut terpukul keras oleh Covid-19 sejak Maret 2020. Hal ini semakin menambah beban IHT setelah sebelumnya pemerintah menaikkan tarif cukai rokok secara signifikan pada awal 2020.

        Kedua hal ini telah menurunkan daya beli masyarakat. Akibatnya, volume penjualan IHT pun anjlok hingga dua digit hingga paruh pertama 2020.

        Pemerintah diharapkan memberikan dukungan berupa kebijakan yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem IHT, utamanya segmen sigaret kretek tangan (SKT) yang padat karya. 

        Baca Juga: Lindungi Masyarakat, Bea Cukai Musnahkan Jutaan Batang Rokok Ilegal & Narkotika

        Baca Juga: Hotel-Resto Bakal Bergeliat Lagi, PHRI ke Pemerintah: Tolong Kami

        Presiden Direktur PT HM Sampoerna Tbk Mindaugas Trumpaitis mengatakan, sekitar 70 persen dari total pekerja IHT berada pada segmen SKT. Ia memberikan contoh bahwa dibutuhkan 2.700 pekerja linting untuk memproduksi satu miliar batang rokok kretek tangan. Sementara itu, hanya dibutuhkan 21 orang saja untuk memproduksi satu miliar batang rokok mesin.

        "Untuk itu, kami berharap ada keberpihakan bagi segmen SKT dengan tidak menaikkan tarif cukai dan harga jual eceran (HJE) untuk 2021. Selain sebagai segmen padat karya, keberadaan pabrik SKT juga memiliki multiplier effect yang signifikan di bidang sosial dan ekonomi di wilayah lokasi pabrik," kata Mindaugas menjawab pertanyaan jurnalis pada Paparan Publik Sampoerna, akhir pekan kemarin.

        Sampoerna, lanjut Mindaugas, juga telah berupaya melakukan sejumlah inisiatif agar segmen SKT mampu bertahan selama pandemi Covid-19, termasuk melalui strategi ekuitas portofolio SKT. Hal ini bertujuan agar Sampoerna dapat tetap mempekerjakan sekitar 60.000 pekerjanya, baik langsung maupun tidak langsung.

        Ia mengatakan, 50.000 orang di antaranya merupakan pekerja SKT Sampoerna yang bekerja di empat pabrik SKT dan 38 mitra produksi sigaret yang tersebar di 27 kota/kabupaten di Pulau Jawa.

        Lebih lanjut, katanya, hal ini sekaligus bentuk upaya Sampoerna dalam mendukung tujuan pemerintah untuk mempertahankan lapangan pekerjaan bagi warganya di tengah pandemi Covid-19.

        Mindaugas memperkirakan, kinerja IHT akan anjlok sebesar 15 persen hingga akhir 2020. Dampak ini pun masih akan dirasakan IHT pada tahun depan. Maka itu, Mindaugas berharap pemerintah mendukung upaya pemulihan IHT melalui kenaikan cukai rokok mesin secara moderat sesuai dengan laju inflasi.

        "Saya khawatir kenaikan cukai rokok mesin yang terlalu tinggi justru akan memicu peningkatan rokok ilegal yang dapat mengancam penerimaan negara serta aspek kesehatan," ungkapnya.

        Ia berharap, pemerintah dapat mencegah hal ini dengan cara mengurangi selisih tarif cukai rokok mesin golongan 1 dengan golongan di bawahnya sehingga penerimaan negara lebih optimal.

        "Dengan usulan ini, kami meyakini bahwa pemerintah dapat mengoptimalkan penerimaan perpajakannya dari produk-produk tembakau seraya membantu memulihkan dampak terhadap IHT termasuk petani tembakau dan cengkih," kata Mindaugas.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: