Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Panglima Perang Nazi dan Tangan Kanan Hitler Rupanya Seorang Homoseks

        Panglima Perang Nazi dan Tangan Kanan Hitler Rupanya Seorang Homoseks Kredit Foto: Getty Images/Universal Images Group/Sovfoto
        Warta Ekonomi, Berlin -

        Selain Jenderal Wilhelm Keitel, ada sosok perwira tinggi yang punya nama tak kalah mahsyur. Sosok itu adalah Jenderal Werner von Fritsch, yang pernah menduduki posisi tertinggi sebagai Panglima Angkatan Darat Nazi Jerman (Heer) dan menjadi salah satu orang kepercayaan Adolf Hitler. 

        Memulai karier kemiliteran bersama Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman pada 1901, Von Fritsch dikenal sebagai sosok yang keras. Dalam data yang diperoleh dari seorang penulis Jerman, Wolfram Wette dalam bukunya "The Wehrmacht" menyebut Von Fritsch sangat kecewa dengan pemerintahan Kekaisaran Jerman sekaligus Republik Weimar.

        Baca Juga: Pantas Gampang, Rupanya 3 Jimat Ini Bikin Nazi Mudah Lumpuhkan Eropa

        Von Fritsch bahkan punya harapan besar, Panglima Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jerman, Jenderal Hans von Seeckt, melakukan kudeta. Wette juga menggambarkan sosok Von Fritsch adalah seorang penganut anti-Semit yang sangat keras. 

        Sehingga saat Nazi mulai berkuasa pada 1933, Von Fritsch pun jadi sorotan Hitler. Dengan paham ini lah, Von Fritsch mendukung penuh rezim Nazi di bawah komando Hitler, hingga pada 1934 ia mendapat promosi penjadi Panglima Angkatan Darat Nazi.

        Menduduki jabatan penting, Von Fritsch memiliki banyak musuh dalam tubuh Nazi. Von Fritsch bahkan berseteru dengan Komandan Schutzstaffel (SS), Reichfuhrer Heinrich Himmler, dan Presiden Reichstag (Ketua Parlemen) Nazi yang juga perwira tinggi Angkatan Udara Nazi (Luftwaffe), Marsekal Hermann Goring.

        Himmler dan Goring pun bersekutu untuk menjatuhkan Von Fritsch, hingga pada 4 Februari 1939 ia dipaksa meletakkan jabatannya sebagai Panglima Angkatan Darat Nazi. Himmler dan Goring melihat sosok Von Fritsch yang belum menikah, dan membuktikan bahwa sang jenderal adalah seorang homoseksial.

        Meski dicopot dari jabatannya, Von Fritsch tetap setia mendukung rezim Nazi. Buktinya, ada saat Perang Dunia II meletus, Von Fritsch juga ikut bertempur bersama pasukannya. dalam data lainnya yang dikutip dari buku "Hittler's General" yang ditulis oleh Correlli Barnett, Von Fritsch turun ke medan pertempuran di Praga, Polandia, 22 September 1939.

        Dalam pertempuran yang dikenal denga Pengepungan Warsawa, Von Fritsch dipanggil kembali ke garis depan sebagai Kepala Resimen Artileri ke-12. Meski pernah menduduki posisi sebagai Panglima Angkatan Darat Nazi dan berpangkat jenderal, Von Fritsch membuktikan dirinya sebagai seorang patriot Jerman.

        Sayang, dalam pertempuran itu Von Fritsch terkena luka tembak yang parah. Peluru yang dimuntahkan senapan mesin pasukan Polandia mengenai paha kiri Von Fritsch. Peluru itu merobek pembuluh nadi (arteri), sehingga Von Fritsch kehabisan darah. Semenit berlalu, nyawa Von Fritsch pun tak selamat dan akhirnya tewas dalam pertempuran.

        Fritsch adalah perwira tinggi Nazi berpangkat jenderal kedua yang tewas dalam pertempuran Perang Dunia II. Sebelum Fritsch, Komandan SS, Wilhelm Fritz von Roettig, juga meninggal dunia pada 10 September 1939 di Opoczno, Polandia.

        Pasca kematiannya, muncul kabar bahwa Von Fritsch sengaja ikut berperang untuk mencari kematiannya sendiri. Von Fritsch disebut sakit hati kepada Himmler dan Goring yang bersekongkol menjatuhkan dirinya. Von Fritsch juga kecewa dengan keputusan Hitler yang akhirnya melengserkannya sebagai Panglima Angkatan Darat Nazi.

        Akan tetapi, kabar tersebut dibantah tegas oleh Panglima Angkatan Bersejata Nazi (Wehrmacht), Jenderal Keitel. Dalam keterangannya, Keitel memastikan bahwa Von Fritsch mengalami cedera fatal, dan tidak ada hubungannya dengan pelengseran dari jabatannya.

        "Rumor yang tersebar luas bahwa Von Fritsch sangat sakit hati sehingga dia dengan sengaja mencari kematian dalam tindakan adalah salah. Menurut apa yang dilaporkan petugas kepada Fuhrer (Hitler) di hadapan saya soal cedera faral Von Fritsch, ia melihat dengan kepalanya sendiri sebutir peluru mengenai Von Fritsch saat ia sedang berbicara dengan staf-stafnya. Dan hanya beberapa menit, dia mati kehabisan darah," kata Keitel," dikutip dari buku "The Nemesis of Power" karya John Wheeler dan Correlli Bennet.

        Jasad Von Fritsch dipulangkan ke Jerman dan dimakamkan di Invalidenfriedhof (Invalid's Cemetary), empat hari setelah tewas dalam pertempuran. Invalidenfriedhof sendiri adalah pemakaman yang dikhususkan untuk prajurit Angkatan Bersenjata Prussia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: