Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Permintaan Naik, Indonesia Perluas Pasar Kopi Gayo ke Italia

        Permintaan Naik, Indonesia Perluas Pasar Kopi Gayo ke Italia Kredit Foto: (Foto: Shutterstock)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Permintaan ekspor kopi gayo asal Indonesia cukup meningkat. Melihat peluang tersebut, Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Roma memfasilitasi pertemuan antara melalui virtual business matching.

        Sesi itu menjadi bagian dari "International Gayo Arabica Coffee Celebration Week" pada 17–25 September 2020 lalu yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan HAM bekerja sama dengan Masyarakat Pelindung Kopi Gayo (MPKG) dan ARISE Plus Indonesia.

        Baca Juga: Menunggu Potensi Manis Biji Kopi dari Bintuni

        Virtual business matching tersebut diikuti dua produsen kopi Gayo Indonesia,yaitu Koperasi Kopi Wanita Gayo (Kokowagoyo) dan PT Maukat Komuditi Gayo (MKG) dengan SICAF Srl.

        "Business matching merupakan sarana yang bermanfaat dalam mempertemukan produsen dan potential buyer. Sejauh ini, pasar kopi Italia masih tergolong tradisional, tetapi terdapat peluang bagi pemasaran specialty coffee untuk bertumbuh dan berfokus pada suplai jenis kopi special origin," ucap Atase Perdagangan KBRI Roma, Silvi Sumanti, Senin (28/9/2020).

        Sementara itu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengajak berbagai pihak untuk mempromosikan produk indikasi geografis (IG) seperti kopi arabika gayo di pasar global, khususnya Uni Eropa.

        Untuk itu, kolaborasi dan dukungan dari berbagai pemangku kepentingan diperlukan untuk meningkatkan ekspor kopi di tengah tekanan krisis global. Agus menyampaikan, IG merupakan ciri khas produk di wilayah tertentu di mana kualitas, reputasi, atau karakteristik melekat dengan daerah asal produk serta memiliki faktor lingkungan geografis produk.

        "Ciri-ciri tersebut meliputi faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut yang memberikan reputasi, kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang atau produk yang dihasilkan," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: