Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: JPMorgan Chase, Gudang Uang Terbesar Amerika Serikat

        Kisah Perusahaan Raksasa: JPMorgan Chase, Gudang Uang Terbesar Amerika Serikat Kredit Foto: Bloomberg/Scott Eells
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        JPMorgan Chase & Co. merupakan salah satu lembaga keuangan terbesar di dunia yang telah ada sejak abad ke-18 tapi dengan nama yang berbeda. JPMorgan Chase adalah hasil dari kombinasi beberapa perusahaan perbankan papan atas Amerika Serikat (AS) pada masa itu, meliputi Chase Manhattan Bank, JP Morgan & Co., Bank One, Bear Stearns and Washington Mutual. 

        Pada kesempatan ini, Selasa (29/9/2020), Warta Ekonomi bakal mengulas perjalanan perusahaan raksasa kelas dunia yang bergerak dalam bidang perbankan ini. Diperkuat berbagai sumber relevan, kami sajikan ulasan tersebut menjadi artikel sebagai berikut. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Cardinal Health, Dari Bisnis Makanan Jadi Taipan Produk Kesehatan Dunia

        Bank of Manhattan, 1799-1955

        Manhattan Company didirikan pada 1799 sebagai perusahaan pemasok air bersih ke New York untuk melawan epidemi demam kuning pada saat itu. Alih-alih beridentitas sebagai pemasok air, tujuan sebenarnya adalah menjadi sebuah bank. Orang di balik itu semua adalah Aaron Burr.

        Aaron Burr menantang supremasi Bank of New York dan Bank of United States. Dengan diam-diam memasukkan klausul, Burr sukses terjun ke dalam bisnis tersebut. Setelah itu, mudah bagi Burr untuk segera mendirikan Bank of Manhattan Company pada 1799 di 40 Wall Street, dengan presiden pertamanya bernama Daniel Ludlow. 

        Daniel Ludlow mengajukan resign pada 1808. Di tahun yang sama, Bank of Manhattan tak lagi mengoperasikan pasokan air, tetapi telah berfokus pada perbankan. Sejak saat itu, perusahaan memperkenalkan beberapa praktik perbankan inovatif, di antaranya metode untuk memperoleh piagam. 

        Orang-orang saat itu rupanya berlomba-lomba mendapatkan piagam sehingga bank tak punya batasan untuk mengeluarkannya. Lantas bank mengeluarkan aturan pembatasan, sebagai gantinya pemilik piagam dapat meminjamkan piagam dengan ganti uang kepada berbagai pelanggan, pedagang, tuan tanah, pabrik dan pemerintah. 

        Bank of Manhattan kemudian memantapkan dirinya sebagai salah satu bank pemegang rekening individu terbesar pada masanya.  Kebijakannya dalam menyediakan layanan perbankan pribadi berjalan dengan sangat baik, sehingga pada saat merger dengan Chase pada 1955, Bank of Manhattan mengoperasikan 67 cabang di seluruh New York City.

        Bank National Chase, 1877-1955

        Abad ke-18 dan 19 di AS menyimpan banyak cerita perjuangan. Di bagian kota lain di Manhattan, Chase National Bank didirikan di New York pada 1877. Penggunaan kata 'Chase' diambil dari nama Salmon P. Chase, seorang Menteri Keuangan di bawah Presiden Abraham Lincoln. 

        Chase baru berkembang pada 1911 ketika perusahaan itu diambil alih oleh Albert Henry Wiggin. Setelahnya, Chase tumbuh menjadi kekuatan baru di Wall Street. Di usia 36 tahun, Wiggin menjadi wakil presiden termuda dalam sejarah perusahaan. Ia kemudian menjabat presiden bank dan ketua dewan direksi masing-masing pada 1911 dan 1917.

        Saat itu, Chase dikategorikan sebagai bank kecil. Di bawah Wiggin, bank memperluas bisnisnya melalui kegiatan penawaran layanan perbankan yang lebih banyak. 

        Wiggin membantu mendirikan Mercantile Trust pada 1917. Di tahun yang sama pula, ia mengorganisir Chase Securities Corporation, sebuah perusahaan untuk mendistribusi dan menjamin saham dan obligasi. Afiliasi ini segera menjadi kekuatan utama di pasar ekuitas. Selain itu, Wiggin menjalin hubungan yang kuat dengan bisnis besar dengan merekrut direktur bank dari perusahaan paling berpengaruh di AS

        Kontribusi terbesar Wiggin bagi bank adalah pengaturan serangkaian penggabungan selama 1920-an. Sementara di awal 1930-an, Chase sukses mengambil tujuh bank besar di New York. Yang terbesar, Equitable Trust Company, memiliki sumber daya lebih dari 1 miliar dolar AS ketika diakuisisi pada 1930. Setelahnya Chase mendapatkan bank terbesar kedelapan di AS pada saat itu, dimiliki oleh John D. Rockefeller dan dipimpin oleh mertua Rockefeller, Winthrop Aldrich. 

        Namun, pada 1932, kepemimpinan di Chase berubah secara dramatis. Wiggin telah menggunakan tidak hanya dananya sendiri, tetapi juga dari bank untuk terlibat dalam spekulasi saham, dan tahun itu terpaksa mengundurkan diri. Selain itu, diketahui bahwa selama jatuhnya pasar saham pada 1929, Wiggin telah menghasilkan 4 juta dolar AS dengan menjual saham Chase.

        Winthrop Aldrich mengarahkan operasi bank dari pertengahan 1930-an hingga akhir Perang Dunia II. Pada 1955, Aldrich mengatur merger antara Chase dan Bank of Manhattan, yang pada saat itu menjadi bank terbesar ke-15 di negara itu.

        Chase Manhattan, 1955-1981

        Sejak merger antara Chase dan Bank of Manhattan, ada sosok kuat pendorong baru di balik aktivitas bank, yaitu David Rockefeller.  Rockefeller telah bergabung dengan Chase sebagai asisten manajer departemen luar negeri. Pada awal 1950-an, dia adalah kepala departemen metropolitan bank.

        Setelah merger selesai, David diangkat menjadi wakil presiden eksekutif dan diberi tugas untuk mengembangkan bank terbesar di New York. Pada saat yang sama ia juga diangkat menjadi wakil ketua komite eksekutif.  

        Pada tahun 1969, David menjadi ketua dewan direksi.  Pada tahun yang sama Chase Manhattan Corporation didirikan dan Chase Manhattan Bank N.A. menjadi anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya.

        Hubungan erat antara Chase dan kemapanan politik AS yang berlaku ini pasti menarik bank tersebut ke dalam kontroversi. Pada 1965, keputusan Chase untuk membeli saham utama di bank terbesar kedua di Afrika Selatan memicu kampanye yang intens oleh kelompok hak-hak sipil untuk membujuk lembaga dan individu agar menarik uang mereka dari sebuah perusahaan yang jelas-jelas mendukung rezim apartheid. 

        Pada 1966, protes luas ditujukan terhadap bank tersebut menyusul keputusan David untuk membuka cabang Chase di Saigon. Sebagai pendukung kuat keterlibatan AS dalam Perang Vietnam, ia melakukan perjalanan ke ibu kota Vietnam Selatan untuk membuka gedung secara pribadi.

        Kontroversi luar negeri David Rockefeller dan Chase berlanjut hingga 1970-an. Selama ini, Shah Iran telah menjadi nasabah bank terbaik di Timur Tengah. Deposit 2,5 miliar dolar AS Iran dari keuntungan minyak berjumlah sekitar delapan persen dari total simpanan Chase pada 1975.

        Ketika Shah jatuh dari kekuasaan pada 1979, David Rockefeller-lah yang, bersama dengan Henry Kissinger --pada saat itu menjadi ketua penasihat internasional firma tersebut-- membujuk administrasi Carter untuk mengizinkan shah masuk ke AS. 

        Tahun 1970-an adalah masa yang sulit bagi perusahaan. Chase kehilangan bisnis domestik yang signifikan karena bank regional mengurangi ketergantungan mereka pada Chase Manhattan untuk pertumbuhan dan ekspansi mereka sendiri. Selain itu, Chase kehilangan jutaan dolar dalam bentuk pinjaman buruk ke negara-negara Amerika Latin, yang mengakibatkan bank tersebut ditempatkan dalam daftar 'bank bermasalah' Federal Reserve.

        Meskipun pendapatan asing perusahaan meningkat dari satu setengah menjadi dua pertiga dari total pendapatannya selama ini sebesar hampir 4 miliar dolar AS, namun bank kesulitan bersaing dengan ekspansi agresif Citibank. Namun demikian, Chase tetap menjadi bank terbesar ketiga di negara itu, dengan 226 cabang di New York City dan 105 cabang serta 34 anak perusahaan di seluruh dunia.

        Pada tahun 1981, David Rockefeller pensiun dari posisinya di Chase. Willard C. Butcher, penggantinya yang dipilih sendiri, telah menjadi presiden dan CEO Chase, dan menggantikannya sebagai ketua dewan. Butcher melanjutkan apa yang ditinggalkan pendahulunya. Chase mempertahankan profil yang sangat tinggi dalam keuangan internasional, terus memandang dirinya sebagai perantara kekuasaan di seluruh dunia.

        Masalah terpenting bagi Chase Manhattan pada 1980-an adalah serangkaian kredit macet. Chase juga menjadi salah satu bank yang paling terekspos dan meminjamkan uang ke negara-negara Dunia Ketiga. Pada Mei, Chase menambahkan 1,6 miliar dolar AS ke cadangan kerugian pinjamannya. Akibatnya, bank mencatat kerugian 894,5 juta dolar AS untuk 1987 - -ahun terburuk bagi perbankan AS sejak Great Depression.

        Kemudian, pada 1989 dan 1990 Chase menderita kerugian besar. Penyebabnya pinjaman real estat komersial, membuat keuangan bank tenggelam ke posisi terendah baru. Melihat situasi ini, dewan bank meminta Butcher untuk pensiun satu tahun lebih awal agar tim baru dapat menangani krisis.

        Pewaris Butcher selama masa gejolak akhir 1980-an adalah presiden dan kepala operasionalnya, Thomas G. Labrecque. Dia membuat kesan selama di Chase pada 1975 dengan karyanya di Municipal Assistance Corp, yang membantu menyelamatkan New York dari krisis keuangan. 

        Labrecque juga dikaitkan dengan meyakinkan dewan Chase pada 1978 bahwa bank harus mengembangkan bisnis ritelnya --yang pada 1990-an akan menghasilkan hampir setengah dari pendapatan bank. Pada 1981 dia diangkat menjadi presiden.

        Pada akhir 1990, tugas langsung Labrecque adalah menerapkan rencana restrukturisasi yang dimaksudkan mengendalikan operasi Chase dan membalikkan keadaan bank. Chase memotong biaya, memangkas staf (6.000 pada akhir 1991), dan mengurangi operasi.

        Labrecque juga mengurangi kehadiran internasional bank tersebut dengan mulai membuang anak perusahaan perbankan ritel asingnya. Chase tidak lagi ingin menjadi bank dunia dengan layanan penuh, seperti saingan lamanya Citicorp.

        Chase juga mulai dekade 1990-an ini lebih fokus pada teknologi. Labrecque memilih Arthur F. Ryan yang pernah bertanggung jawab atas bank konsumen perusahaan, untuk sektor ini. Perusahaan memulai program 500 juta dolar AS untuk meningkatkan sistem pemrosesan informasinya. 

        Labrecque dan Ryan memulai program pada tahun 1992 untuk mengubah budaya perusahaan Chase. Selain upaya untuk meningkatkan kendali mutu dan layanan pelanggan, mungkin tambahan terpenting dalam operasi Chase adalah kerja tim. 

        Sebagai hasil dari upaya ini, pada 1994 upaya pengendalian biaya telah menghasilkan peningkatan rasio efisiensi overhead bank (biaya non bunga dibagi pendapatan) dari 75 persen menjadi 60 persen. Menyusul kerugian bersih 334 juta dolar AS pada 1990, Chase menikmati empat tahun berturut-turut dengan sehat. 

        Pada 1991, perusahaan menunjukkan laba bersih 520 juta dolar dari pendapatan bersih 3,35 miliar dolar, sedangkan 1994 menunjukkan 1,08 miliar dolar laba bersih dengan pendapatan bersih 3,69 miliar dolar AS.

        Dalam lingkungan yang sangat kompetitif saat itu, Chase benar-benar kalah. Harga sahamnya melemah, sehingga para investor semakin skeptis dengan kondisi perusahaan tersebut. Selain itu, pengumuman perusahaan pada Juni 1995 untuk memberhentikan tambahan 3.000 hingga 6.000 pekerja (atau 8,5 hingga 17 persen dari angkatan kerjanya) pada awal 1996, semakin memicu spekulasi pengambilalihan.

        Pada 28 Agustus 1995, Chemical Banking Corporation mengumumkan merger dengan Chase Manhattan. Pertukaran saham senilai 10 miliar dolar AS mengubah Chase terbesar keenam dan Chemical terbesar keempat menjadi perusahaan perbankan terbesar di Amerika Serikat dengan aset hampir 300 miliar dolar AS. 

        Chemical, seperti Bank of Manhattan, dibentuk sebagai cabang dari entitas non-banking. Pada 1823, New York Chemical Manufacturing Company didirikan. Setahun kemudian dibentuklah divisi perbankan bernama Chemical Bank. 

        Chase Manhattan, bank yang baru muncul dari hasil penggabungan Chase-Chemical, pada 1996 menjadi bank terkemuka di New York. Di tingkat nasional, bank ini berada di antara para pemimpin di sejumlah bidang, termasuk perbankan swasta untuk orang kaya, pinjaman perusahaan, kartu kredit, dan pinjaman hipotek baru. 

        Walter V. Shipley, ditunjuk sebagai pemimpin baru Chase setelah penggabungan. Ia bertangging jawab atas perusahaan itu. Sementara kepala Chase lama, Thomas G. Labrecque, ditunjuk sebagai presiden dan COO. Tokoh kunci lainnya adalah William B. Harrison, Jr., yang merupakan wakil ketua operasi perbankan dan perdagangan korporat Chase.

        Pada Juli 1999, Harrison menggantikan Shipley sebagai CEO Chase Manhattan (juga menjadi ketua pada Januari 2000). Pemimpin baru berhasil menyelesaikan beberapa kesepakatan strategis yang lebih kecil.

        Pada Desember 1999, Chase mengakuisisi Hambrecht & Quist Group Inc. (H & Q) yang berbasis di San Francisco dengan harga sekitar 1,35 miliar dolar AS.Dua akuisisi kecil lainnya juga terjadi pada 1999, yaitu bisnis hipotek Mellon Bank Corporation dan portofolio kartu kredit Huntington National Bank. 

        Penunjukan Harrison juga dilihat sebagai pendorong untuk peluncuran pada 1999, yaitu Chase.com, sebuah unit operasi baru yang bertujuan tidak hanya untuk membawa bisnis tradisional bank ke dunia maya, tetapi juga untuk berinvestasi dalam usaha Internet baru. Contohnya seperti konsorsium multibank untuk presentasi tagihan online dan pembayaran, layanan kepercayaan, dan perantara hipotek.

        Chase melakukan akuisisi yang lebih substansial dari sebuah perusahaan perbankan investasi pada Agustus 2000 ketika menghabiskan sekitar 7,7 miliar dolar AS dalam bentuk tunai dan saham untuk Robert Fleming Holdings Ltd., sebuah perusahaan swasta Inggris. Dengan mengakuisisi Fleming, Chase memperoleh kehadiran yang lebih baik di perbankan investasi tidak hanya di Eropa tetapi juga di Asia. 

        Satu bulan setelah menyelesaikan pengambilalihan Fleming, Chase mengumumkan bahwa mereka akan bergabung dengan JPMorgan & Co.

        JP Morgan

        House of Morgan yang terkenal bisa ditelusuri akarnya kembali ke tahun 1838. Saat itu bertepatan dengan berdirinya sebuah perusahaan perbankan dagang di London oleh George Peabody. 

        Junius S. Morgan menjadi mitra Peabody pada 1854. Ia segera mengambil alih perusahaan dan mengganti namanya menjadi JS Morgan & Co. pada 1864.

        Sementara itu, putra Junius, John Pierpont (JP) Morgan, telah mendirikan kantor penjualan dan distribusi di New York bernama JP Morgan & Co. pada 1861. JP Morgan mewarisi bisnis ayahnya setelah kematiannya pada tahun 1890 dan mengkonsolidasikannya lima tahun kemudian di bawah JP Morgan & Co.

        Morgan memainkan peran kunci dalam membiayai banyak bisnis yang mengubah AS menjadi kekuatan industri pada waktu itu, termasuk General Electric Company, US Steel, dan AT&T.

        Morgan juga berperan penting dalam menarik sekelompok bankir bersama-sama untuk mencegah krisis keuangan tahun 1907. Ada banyak kritik untuk kekuasaan yang dimiliki oleh Morgan dan banknya, terutama dari sistem direktur yang saling terkait yang menyebabkan mitra Morgan memegang 72 jabatan direktur di dewan 47 perusahaan --perusahaan yang bernilai 10 miliar dolar AS.

        Pada 1940 JP Morgan & Co. Incorporated didirikan berdasarkan hukum Negara Bagian New York.Dua tahun kemudian, perusahaan itu go public. Membutuhkan lebih banyak modal dan batas pinjaman yang lebih tinggi, JP Morgan bergabung dengan Guaranty Trust Company pada 1959 untuk membentuk Morgan Guaranty Trust Company of New York. 

        Sepuluh tahun kemudian, sebuah perusahaan induk bank baru dibentuk bernama JP Morgan & Co. Inc., yang memiliki Morgan Guaranty sebagai anak perusahaan utamanya.

        Selama akhir 1960-an dan 1970-an JP Morgan mulai merambah kembali ke sektor perbankan investasi tetapi hanya di luar AS. Bekerja untuk membangun operasi perbankan investasi baru dari awal, JP Morgan sebagian besar melewatkan ledakan IPO yang hebat di akhir 1990-an. Mencoba menutupi kekurangan ini, JP Morgan pada 1997 membeli 45 persen saham American Century Investments, distributor langsung reksa dana terbesar keempat di AS.

        JP Morgan Chase & Co., sejak 2000

        Pada akhir 2000, Chase Manhattan mengakuisisi JP Morgan dalam kesepakatan senilai sekitar 32 miliar dolar AS. JP Morgan Chase & Co. membanggakan aset sebesar 660 miliar dolar AS, menempatkannya di belakang Citigroup dan Bank of America Corporation di antara perusahaan jasa keuangan. 

        Douglas A. Warner III, kepala JP Morgan, diangkat sebagai ketua JP Morgan Chase, sementara Harrison, kepala Chase, diangkat sebagai presiden dan CEO. 

        Raksasa perbankan baru ini memiliki dua unit utama. Pertama, JP Morgan, yang terdiri dari layanan perbankan komersial global, termasuk perbankan investasi, pengelolaan kekayaan, pengelolaan aset institusional, dan ekuitas swasta. Kedua, Chase, operasi perbankan konsumen, termasuk cabang bank di wilayah New York dan di Texas, kartu kredit, perbankan hipotek, dan pinjaman konsumen. 

        Demi menghemat biaya tahunan sebesar 3 miliar dolar AS, JP Morgan Chase mengumumkan bahwa mereka akan menghilangkan 5.000 pekerjaan.

        JPMorgan Chase menyelesaikan akuisisi Bank One pada 2004. Perusahaan juga mengangkat ketua dan CEO Jamie Dimon sebagai presiden dan COO dan menunjuknya sebagai penerus CEO William B. Harrison, Jr. Dimon menjadi CEO pada Januari 2006 dan pimpinan pada Desember 2006.

        Pada 16 Maret 2008, JP Morgan Chase mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi Bear Stearns & Co. Inc. dalam pertukaran saham senilai 2 dolar per saham atau 240 juta dolar AS sambil menunggu persetujuan pemegang saham bersama yang dijadwalkan dalam 90 hari.

        Dua hari kemudian, JP Morgan Chase mengumumkan akuisisi Bear Stearns sebesar 236 juta dolar. Perjanjian pertukaran saham diselesaikan pada larut malam tanggal 18 Maret 2008, dengan JP Morgan menukar dari masing-masing sahamnya untuk satu saham Bear, yang bernilai 2 dolar. Penggabungan selesai pada 2 Juni 2008 dan Bear Stearns saat ini menjadi bagian dari JP Morgan Chase.

        JP Morgan Chase kemudian berhasil mengumpulkan 10 miliar dolar dalam penjualan saham. 

        Pada 2008 JP Morgan Chase menderita kerugian miliaran dolar selama krisis subprime mortgage. Kontraksi likuiditas yang parah di pasar kredit di seluruh dunia yang disebabkan oleh devaluasi tajam sekuritas berbasis mortgage.

        Pada akhir 2008, pemerintah AS menginvestasikan 25 miliar dolar AS dalam JPMorgan Chase di bawah Undang-Undang Stabilisasi Ekonomi Darurat. Sebuah undang-undang yang dirancang untuk mencegah krisis menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada sistem keuangan AS (uang itu telah dilunasi pada Juni 2009).

        Pada September 2008, pemerintah federal menyita perusahaan induk bank Washington Mutual, Inc., dan menjual aset perbankannya kepada JP Morgan Chase. 

        Pada Mei 2012 JPMorgan Chase mengumumkan bahwa unit investasi bank telah kehilangan sekitar 2 miliar dolar AS melalui serangkaian perdagangan derivatif yang kompleks, termasuk credit-default swaps (CDS).

        Melaju ke tahun 2020, AS jatuh ke dalam krisis keuangan akibat pandemi Covid-19. Namun, bank terbesar di negara itu malah dipersenjatai dengan neraca yang sangat kuat.

        JP Morgan Chase justru naik tiga tempat dari tahun lalu. Kini bank raksasa itu menempati peringkat 38 dalam Global 500 milik Fortune. Capaian itu terjadi berkat adanya peningkatan 6 persen dalam pendapatan bersih sebesar 143 miliar dolar AS. Sementara aset perusahaan kini menyentuh angka 2,7 triliun dolar AS. 

        Perusahaan membukukan laba bersih sebesar 36,4 miliar dolar AS. Menjadikan rekor kesembilan dalam 10 tahun terakhir. Namun, prospek tahun 2020 tidak terlalu mulus sebab adanya goncangan akibat virus corona. 

        CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon mengeluarkan peringatan kepada pemegang saham bahwa skenario "terbaik" akibat pandemi akan menciptakan tekanan keuangan yang mirip dengan krisis ekonomi global pada 2008 lalu. Itu termasuk berbagai pukulan yang menyerang keuntungan perusahaan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: