Kisah Perusahaan Raksasa: Cardinal Health, Dari Bisnis Makanan Jadi Taipan Produk Kesehatan Dunia
Pandemi virus corona atau Covid-19 saat ini mengganggu ekosistem bisnis, sistem pasokan, industri dan konsumen. Jangkauan dan dampak pandemi ini bagi berbagai industri dan entitas sangat bervariasi. Saat dunia dikatakan pulih dari pandemi, akan ada "normal baru" yang membutuhkan mekanisme inovatif untuk beradaptasi sambil mengurangi risiko.
Pandemi Covid-19 akan berdampak pada ekonomi global sehingga pada gilirannya berimplikasi ke semua segmen industri, terutama kesehatan. Penyebabbnya, pandemi memiliki sejumlah arus tak terlihat yang dapat menghapus keuntungan yang signifikan, sehingga menyeret sistem kesehatan global ke dalam krisis yang berkepanjangan.
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Chevron, Ratusan Tahun Menggali Tanah dan Menumpuk Cuan
Posisi industri farmasi dan kedokteran semakin tertekan. Selain itu, prosedur reguler di sektor perawatan kesehatan pun sedikit berubah. Misalnya yang terjadi pada kasus operasi elektif. Operasi ini merupakan prosedur yang direncanakan dengan baik, dan bukan dalam kondisi darurat. Dengan begitu, ada kemungkinan banyak rumah sakit menghentikan operasi elektif di tengah melonjaknya kasus Covid-19 dunia.
Ada dua alasan utama mengapa pandemi Covid-19 memperburuk industri kesehatan di berbagai negara. Pertama, Covid-19 mengubah lanskap sistem pasokan instrumen perawatan kesehatan. Hal ini ditandai dengan turunnya permintaan produk yang berkaitan dengan ortopedi, peralatan bedah umum, dan lainnya. Permintaan yang anjlok itu sejalan dengan beban produsen dan pemasok peralatan medis untuk memproduksi lebih banyak kebutuhan kesehatan yang membantu meringankan pandemi.
Dengan alasan itu, perusahaan harus sangat paham dan siap menghadapi fluktuasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sebagai tanggapan, Komisi Eropa telah mengidentifikasi kebutuhan untuk alat kesehatan tertentu selama pandemi Covid-19.
Kedua, ada pertimbangan perawatan pasien jarak jauh dan solusi teknologi yang tepat. Pasien non-Covid-19 membutuhkan perawatan atau konsultasi tanpa mengunjungi rumah sakit. Sebab itulah, perusahaan teknologi mengalami perubahan kebutuhan pasar.
Oleh sebab itulah, semua sektor industri saat ini berada di ambang gangguan masif. Dilema pun terjadi. Jika mengubah seluruh pola bisnis yang ada mungkin bakal muncul dampak yang jauh lebih besar daripada yang ditimbulkan Covid-19.
Banyak perusahaan raksasa yang bergerak dalam industri kesehatan yang goyah diterpa Covid-19. Salah satu di antaranya adalah Cardinal Health Inc.
Cardinal Health adalah perusahaan asal Amerika Serikat yang berperan sebagai produsen dan pemasok produk farmasi, kesehatan, dan medis multinasional. Cabang-cabang Cardinal Health --selanjutnya Cardinal-- sudah tersebar di seluruh dunia.
Dalam sebuah laporan disebutkan bahwa Cardinal memainkan peran sangat penting selama pandemi Covid-19. Perusahaan ini melakukan pengiriman perlengkapan alat pelindung diri (APD) dan kebutuhan medis antara lain obat-obatan dan perangkat kesehatan ke seluruh dunia. TCS, sebagai mitra strategis Cardinal memainkan peran penting dalam memastikan kegiatan ini.
Pada Maret dan April 2020, Cardinal mencatatkan arus pesanan masuk tertinggi untuk distribusi produk perawatan kesehatan. Produk tersebut meliputi peralatan medis, obat-obatan dan kebutuhan farmasi.
Cardinal naik satu peringkat ke posisi 37 dalam Global 500 versi Fortune tahun 2020, setelah berhasil mengalami kenaikan pendapatan sebesar 6,4 persen sebesar 145,53 miliar dolar AS. Itu terjadi karena pertumbuhan dalam bisnis distribusi obat dan farmasi khusus. Sementara laba perusahaan mengalami lonjakan sangat fantastis sebesar 432,4 persen dengan memperoleh 1,36 juta dolar AS.
Bagaimana kisah perusahaan raksasa Cardinal Health untuk bersaing di tengah sesaknya industri kesehatan dunia? Kesempatan kali ini, Senin (28/9/2020), Warta Ekonomi siap menjelaskan perjalanan raksasa tersebut dari awal hingga mampu menduduki tangga 500 perusahaan besar dunia.
Dikutip dan diolah dari berbagai sumber, kami sajikan ulasan tersebut menjadi artikel sebagai berikut.
Perjalanan Cardinal tidak bisa dilepaskan dari seorang lulusan Harvard bernama Robert Walter. Ia yang lulus dari progam MBA kampus tersebut kala itu baru berusia 26 tahun.
Langkah bisnis Walter sudah muncul ketika ia memperoleh Monarch Foods pada 1971. Walter kemudian berharap bisa membangun perusahaan distribusi bahan makanan kecil di pusat kota Ohio, Amerika Serikat. Cita-citanya itu membuahkan nama baru bagi perusahaannya, yakni Cardinal Foods.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: