Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Ren Zhengfei Membangun Huawei, Pensiunan Militer yang Sukses Kembangkan Teknologi 5G

Kisah Ren Zhengfei Membangun Huawei, Pensiunan Militer yang Sukses Kembangkan Teknologi 5G Kredit Foto: Huawei
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ren Zhengfei adalah sosok di balik kesuksesan salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia, Huawei Technologies. Ia lahir pada 25 Oktober 1944 di Kabupaten Zhenning, Provinsi Guizhou, Tiongkok, sebagai anak sulung dari tujuh bersaudara yang dibesarkan dalam keluarga sederhana. 

Ayahnya, Ren Moxun, adalah seorang petugas administrasi di pabrik persenjataan pemerintah Kuomintang, sementara ibunya adalah seorang guru. Meskipun hidup dalam keadaan sederhana di desa, Ren Zhengfei beruntung bisa mengenyam pendidikan berkat peran orang tuanya sebagai guru.

Ren Zhengfei menghabiskan masa kecilnya di daerah pedesaan yang miskin di Guizhou. Keluarganya hanya mampu menyediakan makanan sederhana seperti jagung atau gandum setiap hari. Namun, tekadnya untuk belajar tidak pernah pudar. Pada tahun 1963, ia menempuh perjalanan sejauh 400 mil untuk kuliah di Institut Teknik Sipil dan Arsitektur Chongqing (sekarang bagian dari Universitas Chongqing). Setelah lulus, ia memulai karir sebagai insinyur sipil.

Pada tahun 1974, Ren Zhengfei bergabung dengan Korps Teknik Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) sebagai teknisi laboratorium militer. Ia ditempatkan di Liaoyang, Provinsi Liaoning, di mana ia dan rekan-rekannya membangun rumah sederhana untuk bertahan dari cuaca dingin. Selama di militer, Ren dikenal sebagai sosok yang cerdas dan inovatif. Ia bahkan dijuluki "Ren-Tech" karena kemampuannya menciptakan berbagai mesin, seperti generator tekanan standar bola mengambang.

Kinerjanya yang luar biasa membuatnya diundang ke Konferensi Sains Nasional pada tahun 1978 dan Kongres Nasional Partai Komunis Tiongkok (CPC) ke-12 pada tahun 1982. Namun, pada tahun 1983, pemerintah Tiongkok membubarkan Korps Teknik, dan Ren memutuskan untuk pensiun dari militer.

Setelah meninggalkan militer, Ren Zhengfei pindah ke Shenzhen dan bekerja di industri elektronik. Namun, ia merasa tidak puas dengan pekerjaannya. Pada tahun 1987, dengan modal awal sebesar 21.000 yuan, ia mendirikan Huawei Technologies Co. Ltd. 

Baca Juga: Suksesnya Yeh dan Wei Membangun MR.DIY, dari Malaysia hingga Jadi 4.000 Gerai di 13 Negara

Awalnya, Huawei hanya berfokus pada penjualan ulang dan pemeliharaan peralatan telekomunikasi impor. Namun, Ren memiliki visi besar untuk membuat peralatan telekomunikasi sendiri.

Pada tahun 1988, Ren resmi menjadi CEO Huawei. Perusahaan mulai berkembang pesat setelah meluncurkan switch telepon C&C08 pada tahun 1993, yang menjadi produk unggulan di pasar Tiongkok. Keberhasilan ini membuka jalan bagi Huawei untuk terlibat dalam proyek-proyek besar, termasuk pembangunan jaringan telekomunikasi nasional untuk Tentara Pembebasan Rakyat.

Pada akhir 1990-an, Huawei mulai berekspansi ke pasar internasional. Pada tahun 1997, perusahaan ini menandatangani kontrak dengan Hutchison Whampoa di Hong Kong. Dua tahun kemudian, Huawei membuka pusat penelitian dan pengembangan di Bengaluru, India.

Tahun 2003 menjadi tonggak penting bagi Huawei ketika perusahaan ini menjalin kemitraan dengan 3Com untuk membentuk usaha patungan bernama H3C, yang fokus pada peralatan jaringan perusahaan. Pada tahun 2005, penjualan internasional Huawei melampaui penjualan domestik untuk pertama kalinya, menandai kesuksesan ekspansi globalnya.

Pada tahun 2012, Huawei menjadi produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia, mengalahkan Ericsson. Kemudian, pada kuartal pertama 2019, Huawei menyalip Apple sebagai produsen smartphone terbesar kedua di dunia setelah Samsung. Bahkan, pada tahun 2020, Huawei berhasil menjadi produsen smartphone terbesar di dunia.

Baca Juga: Perjalanan Johari Zein, Pelayan Hotel yang Sukses Dirikan JNE dan Paxel hingga Bangun 99 Masjid

Ren Zhengfei dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan jarang tampil di depan publik. Ia telah menikah tiga kali dan memiliki tiga anak. Putri sulungnya, Meng Wanzhou, saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden dan CFO Huawei. Sementara itu, putri bungsunya, Annabel Yao, adalah seorang balerina dan mahasiswa ilmu komputer di Universitas Harvard.

Pada tahun 2019, Ren Zhengfei masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh versi majalah Time. Forbes juga mencatat kekayaannya mencapai $1 miliar pada tahun 2022.

Huawei kini menjadi salah satu perusahaan teknologi terkemuka di dunia, dengan bisnis yang beroperasi di lebih dari 170 negara dan memiliki 180.000 karyawan. Perusahaan ini tidak hanya fokus pada perangkat telekomunikasi tetapi juga mengembangkan teknologi canggih seperti 5G, kecerdasan buatan, dan komputasi awan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: