Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mahfud Komentar Corona di Tempat Anies, Eh Fadli Zon Ngaku Kasihan dengan Gelar Profesornya

        Mahfud Komentar Corona di Tempat Anies, Eh Fadli Zon Ngaku Kasihan dengan Gelar Profesornya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi Partai Gerindra Fadli Zon menyayangkan pernyataan yang dilontarkan Menko Polhukam Mahfud MD yang menyebut wilayah kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak menggelar Pilkada namun menjadi juara kasus corona dengan penularan tertinggi.

        "Di DKI yang tidak ada pilkada justru angka infeksinya tinggi, selalu menjadi juara satu tertinggi penularannya," cetus Mahfud MD. Baca Juga: Anies Katanya Capres Terkuat, Eh Orang Demokrat Gak Percaya: Orang Gak Bisa Kerja Kok..

        Merespons hal tersebut, Fadli Zon sontak mengaitkan pernyataan Mahfud dengan gelar profesor yang disandangnya. "Kalau benar pernyataan Pak @mohmahfudmd seperti ini, saya kasihan gelar profesornya," cuitnya, Sabtu (3/10/2020).

        Sebelumnya, Mahfud sempat melontarkan sentilannya tentang kaitan Pilkada dan pandemi saat jumpa pers Rapat Analisa dan Evaluasi Pilkada Serentak Tahun 2020. Dia mengatakan jumlah daerah peserta Pilkada Serentak 2020 yang berzona merah mengalami penurunan.

        Adapun, dia mengatakan bahwa daerah yang tidak melaksanakan pilkada seperti DKI Jakarta yang dipimpin Anies Baswedan beserta Aceh dalam seminggu terakhir terus mengalami kenaikan kasus Covid-19.

        "Ini menarik. Daerah-daerah yang menyelenggarakan pilkada yang masuk zona merah kini turun dari 45 menjadi 29 daerah. Sementara di daerah yang tidak ada pilkadanya zona merah naik dari 25 menjadi 33," kata Mahfud.

        Baca Juga: Mahfud MD Klaim Sebagian Warga Inginkan Pilkada Jangan Ditunda, Meski Masih Pandemi

        Mahfud menilai kondisi ini menunjukkan pentingnya komitmen menjalankan protokol kesehatan oleh seluruh elemen masyarakat. Di sisi lain kerawanan penularan bukan terletak pada diselenggarakannya pilkada atau tidak, tetapi pada kedisiplinan masyarakat.

        "Sementara ini dari hasil evaluasi hari pertama, kerawanan itu tidak terletak pada daerah itu ada pilkada atau tidak, tapi pada kedisiplinan dalam melaksanakan protokol kesehatan," sebutnya.

        Mahfud juga mengatakan kampanye pilkada telah berjalan selama satu minggu. Secara umum, kata dia, kampanye berjalan cukup baik. Seperti diketahui kampanye digelar sejak 26 September lalu dan akan berakhir pada 5 Desember 2020 mendatang.

        "Secara umum pelaksanaan kampanye pilkada minggu pertama berjalan cukup baik," ucapnya.

        Baca Juga: Zona Merah Pilkada Berkurang, Mahfud MD Sentil Aceh dan Daerah Anies

        Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu menyebut bahwa pelanggaran yang terjadi selama seminggu kampanye tidak signifikan. Dia mengatakan masih ada pelanggaran protokol kesehatan, tapi tidak masif.

        "Ada pelanggaran, tapi tidak signifikan. Misalnya yang (mestinya) hadir (dalam) pertemuan 50, ternyata 53 orang. Atau ada yang 50, jaga jaraknya di bagian tertentu tidak tertib. Ada yang lupa pakai masker, sebagian pakai. Ada di 53 dari 309 daerah kabupaten/kota. Jadi ini kira-kira 15% dan itu kecil-kecil," ungkapnya.

        Lebih jauh Mahfud menginstruksikan kepada TNI-Polri untuk melakukan penegakan disiplin protokol kesehatan. Utamanya saat pelaksanaan Pilkada Serentak 2020. Dia mengatakan ada tiga strategi pendekatan dalam penegakan disiplin protokol kesehatan itu.

        Pertama mitigasi atau preventif, pencegahan. Kedua persuasif dan ketiga tindakan represif jika memang diperlukan.

        "Tapi kalau diperlukan harus ada tindakan represif. Artinya penegakan hukum yang sifatnya ultimatum remedium," tuturnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: