Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo diprediksi bakal menggantikan posisi Prabowo Subianto menjadi ikon kelompok kritis terhadap pemerintah. Gatot juga disebut-sebut dapat merangkul pendukung Prabowo yang kecewa setelah bekas Danjen Kopassus itu menerima jabatan sebagai menteri pertahanan.
Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Research and Analysis (Sudra) Fadhli Harahab mengakui bisa saja itu Gatot menggantikan peran Prabowo sebagai pengkritik pemerintah. Hal itulah yang sekarang sedang dilakukan Gatot. Tapi dalam hal lain belum tentu bisa.
"Kalau berperan sebagai sosok pengkritik pemerintah ya bisa saja, buktinya GN sekarang melakukan itu. Tetapi secara figur dan ketokohan belum tentu dapat menyamai Prabowo," kata Fadhli dihubungi, Minggu (4/10/2020).
Baca Juga: Sama-sama Purnawiaran TNI, Gatot Bisa Tendang Prabowo? Belum Selevel!
Menurut dia, ketokohan Prabowo sudah sampai tingkatan oposisi. Sebab Prabowo sendiri merupakan pemimpin Partai Gerindra yang punya banyak wakil di Senayan. Sementara Gatot belum mencapai itu.
"Meskipun berasal dari institusi yang sama yaitu militer, tetapi secara ketokohan tentu masih sangat unggul Prabowo. Beliau sudah pernah menjadi oposisi beneran dengan Gerindranya. Kalau GN kan baru tukang kritik," ujarnya.
Di sisi lain, Fadhli mengakui bergabungnya Prabowo ke jajaran pemerintahan Jokowi-Ma'ruf membuat kecewa para pendukungnya.
"Kekecewaan pendukung ya pasti ada. Berkurang mungkin iya, tapi tidak begitu signifikan. Dan menurut saya bukan berarti barisan kecewa itu lantas bergabung menjadi pendukung GN," terangnya.
Menambahkan, untuk membuktikan itu tentu saja tidak bisa dengan kalkulasi saat ini. Namun demikian, kata Fadhli, Gatot sudah mempunyai modal dengan menjadi kritikus pemerintah.
Baca Juga: Anies & Gatot Bersatu Padu, Refly Harun: Akan Dahsyat!
Baca Juga: Luhut, Menteri Pemberi Perintah, Suruh Bos Bio Farma Segera Produksi PCR-Rapid Test
"Kalau asumsinya dengan menjadi pengkritik pemerintah lantas pendukung Prabowo yang kecewa menyeberang ke kubu GN tentu sangat naif. Kita lihat saja kelanjutannya, apakah GN masih berjuang sebagai pengkritik atau masuk melalui jalur lain, seperti masuk atau mendirikan partai, baru akan kelihatan jelas," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti