Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gak Pakai Ngadi-Ngadi, Mas Dhani Bilang PKI Dulu Melebur ke PDIP, TNI Waspadalah!

        Gak Pakai Ngadi-Ngadi, Mas Dhani Bilang PKI Dulu Melebur ke PDIP, TNI Waspadalah! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Sekjen Partai Gerindra Ahmad Dhani memberikan pesan khusus untuk TNI yang tengah memperingati hari jadi ke-75. Ia meminta TNI untuk fokus kepada bahaya laten komunis.

        "Bahaya laten itu komunis (PKI) karena ada dalam TAP MPRS No 25 tahun 1966. HTI-FPI-DI TII tidak ada di dalam Tap MPR. Jadi fokus saja pada perintah TAP MPRS No 25 tahun 1966," katanya dalam keterangan tertulisnya, Senin (5/10/2020). Baca Juga: Pengamat Minta TNI Segera Kuasai Senjata Biologis

        Lanjutnya, ia menegaskan tidak ada HTI hingga DI-TII di tiga partai politik besar saat ini. Menurut suami Anggota DPR Fraksi Gerindra, Mulan Jameela ini, orang yang teriak waspada HTI hingga DI-TII terkesan norak. Baca Juga: Move On Dong! PKI Emang Gak Bisa Dimaafkan, Tapi Bangsa Ini Harus Move On...

        "Saya bisa pastikan tidak ada HTI-FPI-DI TII di Partai Gerindra, Golkar apalagi PDIP. Jadi 3 partai besar ini aman tersusupi dari 3 unsur tersebut. Malah jadi norak jika ada yang teriak-teriak waspada HTI-FPI Atau DI-TII (pesan kepada netizen) wong 3 partai ini yang menjadi penentu arah kebijakan negara," ucah Dhani.

        "Apalagi kok takut sama PKS? Tidak rasional," imbuhnya.

        Lebih lanjut, Dhani bicara soal Neo PKI, ia mengatakan sejarah PKI yang menurutnya melebur ke partai.

        "Sebaliknya, mengapa masyarakat takut ada NEO PKI? Karena PKI dulu melebur ke PDIP dan rakyat tahu PDIP memimpin koalisi Jokowi-Ma'ruf. Apalagi rakyat juga sudah tahu soal Pancasila mau diganti Trisila bahkan Ekasila," sebutnya.

        Lantas, ia berpesan agar TNI fokus atas bahaya laten komunis. "Jadi pesan saya kepada TNI, fokus kepada bahaya laten komunis. Itu amanat TAP MPRS No 25 tahun 1966. TAP MPRS No 25 tahun 1966 jangan dibaca saja, tapi harus ada implementasi dari amanat TAP MPRS tersebut. Konkretnya apa saja, saya rasa pimpinan TNI lebih tahu," ucap dia.

        "Jadi jika ada yang mau teriak bahaya laten HTI-DI TII, perintahkan legislator buat TAP-nya dulu. Jangan asal nguap. Ingat, komplotan yang mau mengganti Pancasila dengan Trisila-Ekasila sudah di depan mata. Waspadalah, waspadalah!" sebut dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: