Teknologi Menjamur, Menristek dan GIPA Ajak Anak Bangsa Berkarir di bidang AI
Menteri Riset dan Teknologi / Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro menegaskan, inovasi untuk meningkatkan kualitas hidup dan mensukseskan visi Indonesia maju dalam mencapai negara berpenghasilan tinggi sebelum tahun 2045 merupakan hal yang sangat krusial.
"Dengan meningkatnya perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) di Indonesia, kehadiran para profesional dan eksekutif yang mahir di bidang teknologi sangat dibutuhkan untuk mewujudkan transformasi digital di berbagai industri di Indonesia," ujarnya saat menghadiri forum Going Global Series: Predicting Your Roles in Artificial Intelligence and Machine Learning, secara virtual belum lama ini.
Menurutnya, forum ini yang sejalan dengan Strategi Nasional AI yang baru dipublikasikan. "Saya berharap kontribusi komunitas profesional mancanegara dalam lima bidang prioritas yakni; kesehatan; reformasi birokrasi; pendidikan dan riset; ketahanan pangan; dan mobilitas dan kota cerdas," ungkap Bambang.
Baca Juga: Teknologi Cloud Jadi Kunci Keberlangsungan Industri dan Manufaktur Pasca Covid-19
Adapun forum Going Global Series yang digelar Global Indonesia Professionals’ Association (GIPA) ini, bertujuan membangun semangat baru dan membantu mahasiswa maupun profesional muda untuk bisa masuk ke bidang Artificial Intelligence dan Machine Learning (AI/ML) yang seringkali dianggap rumit.
Asal tahu saja, penerapan AI/ML di berbagai industri diprediksi akan meningkatkan produktivitas global sebesar $13 Triliun USD, sayangnya menurut McKinsey & Company lebih dari 40% perusahaan menilai kurangnya SDM yang memiliki keahlian di bidang ini menjadi kendala terbesar dalam investasi maupun implementasi AI/ML.
“GIPA mengadakan forum Going Global ini untuk memberikan inspirasi bagi anak bangsa di luar negeri dan di Indonesia untuk berani berkarir secara global terutama di bidang AI/ML sebagai program kami untuk pembangunan SDM Indonesia” kata Steven Marcelino, Chairman dari GIPA.
GIPA mencatat, acara ini disaksikan langsung oleh lebih dari 1.100 mahasiswa dan profesional muda yang berdomisili di 120 kota dan 24 negara.
“GIPA kali ini menggandeng Kemenristek/BRIN, KBRI Washington DC, serta didukung oleh PPI Dunia, Indonesian Professionals Association (IPA) di A.S. dan Singapura dalam pelaksanaan forum ini” ujar Hilmi Kartasasmita, Head of Indonesia di GIPA selaku MC dalam forum ini.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes LBBP Indonesia untuk AS Muhammad Lutfi, kembali menekankan pentingnya inovasi terutama dalam mempersiapkan Indonesia agar dapat menjadi negara maju sebelum habisnya dividen demografi di tahun 2038.
Contoh inovasi yang dibutuhkan adalah dalam bidang sustainable infrastructure: Saat ini produksi listrik di Indonesia yang berasal dari green power plant hanya sebesar kurang dari 5% - angka ini harus bisa naik hingga 25% di tahun mendatang.
“Indonesia akan dapat melakukan ini dengan orang-orang dan profesional seperti kalian. Semoga dengan teknologi digital ini kita bisa memulai banyak diskusi dan menjadi solusi [terhadap isu ini]. Saya mengharapkan bahwa melalui diskusi-diskusi seperti yang diadakan GIPA kali ini, kita dapat mempersiapkan lebih banyak orang untuk mengambil peran utama di pembentukan solusi tersebut," papar Muhammad Lutfi, yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Kepala BKPM.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman