Kredit Foto: (YouTube/Refly Harun)
Pernyataan Sugi Nur Rahardja alias Gus Nur, dalam chanel YouTube Refly Harun, berbuntut panjang. Ia pun dinilai telah menyampaikan fitnah dan melakukan pelecehan terhadap Nahdlatul Ulama (NU).
Karena itu, Gus Nur dilaporkan Aliansi Santri Jember (ASJ) ke Polres Jember, berbekal potongan video talkshow yang diunggah di YouTube itu. Baca Juga: Berani Tanggung Risiko! Gus Nur di Depan Refly Harun Sebut Rezim Jokowi Laknatullah
"Kedatangan kami ke Polres Jember ini melaporkan saudara Sugik Nur atas komentarnya (pernyataan melalui acara talkshow) di YouTube pada saat acara (talkshow) Refly Harun," kata Ketua Dewan Instruktur GP Ansor Jember Ayub Junaedi kepada wartawan, Senin (19/10). Baca Juga: Lihat Isi RUU Cipta Kerja, Refly Harun Keras: Hanya Iblis yang Membuat UU Ini
Lanjutnya, ia menilai pernyataan Gus Nur di YouTube itu telah merendahkan marwah NU dan menyebarkan kebencian.
"Dengan mengatakan bahwa NU sopirnya mabuk, kondekturnya teler, dan kernetnya ugal-ugalan, dan isi busnya PKI, liberal, dan sekuler. Menurut kami ini telah mencemarkan nama Nahdlatul Ulama, dan juga (dianggap) menyebarkan ujaran kebencian," terang dia.
Karena itu, ia membuat laporan ke polisi atas dugaan pelanggaran UU ITE. "Sehingga sebagai warga negara yang baik kami melaporkan (kasus) ini ke polisi, agar hal-hal seperti ini, tidak terjadi lagi," harapnya.
Diketahui sebelumnya, dalam Youtube tersebut, Gus Nur menyebut bahwa NU telah mengalami perubahan 180 derajat pada era rezim Jokowi. Ia mengibaratkan NU adalah bus yang memiliki ketidakberesan pada sopir, kernet, dan penumpangnya.
"Setelah rezim ini lahir, tiba-tiba 180 derajat berubah. Saya ibarat NU sekarang seperti bus umum sopirnya mabuk, kondekturnya teler, kernetnya juga begitu, dan penumpangnya kurang ajar semua. Perokok juga, nyanyi juga, buka aurat juga, dangdutan juga. Jadi kesucian NU yang selama ini saya kenal itu enggak ada sekarang ini," kata Gus Nur.
"Bisa jadi kernetnya Abu Janda, bisa jadi kondekturnya Gus Yaqut, dan sopirnya Kiai Aqil Siraj. Mungkin begitu. Nah, penumpangnya liberal, sekuler, PKI, macam-macam," sebut Gus Nur.
Karena itu, perbedaan situasi dalam NU yang ia kenal tersebut, Gus Nur mengaku dirinya kemudian turun dari 'bus'.
"Selama ini saya enggak ada setahu saya ngerokok, minum, campur. Nah pusing lah saya, turun lah," lanjut dia.
Selain menyoroti masalah internal dalam tubuh NU, Gus Nur juga menyentil sejumlah tokoh dan kiai NU yang keluar masuk Istana.
"Tiba-tiba saya juga berontak. Ada kiai yang saya hormati keluar masuk Istana, keluar masuk ranah kekuasaan, udah main duit, money politics. Lah ini kan berontak," ujar Gus Nur.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil