Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Survei: Kaum Pengusaha Makin Lirik Teknologi Cloud

        Survei: Kaum Pengusaha Makin Lirik Teknologi Cloud Kredit Foto: File/readitquik.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berdasarkan hasil survei IBM Institute for Business Value (IBV), semakin banyak eksekutif bisnis di Indonesia yang berencana untuk berinvestasi pada platform hybrid multi-cloud dengan tujuan mendorong transformasi bisnis dan membuka peluang baru demi meningkatkan nilai bisnis.

        Menurut responden survei dari Indonesia, saat ini 16 persen dari pengeluaran TI organisasi mereka dialokasikan untuk cloud dan mereka berencana untuk meningkatkan porsi pengeluaran hybrid dari 51 persen saat ini, menjadi 57 persen pada 2023.

        Sebagian besar anggaran cloud organisasi dialokasikan untuk hybrid cloud platform meskipun anggaran untuk public cloud mereka harus dikurangi dari 41 persen menjadi 36 persen pada 2023.

        Baca Juga: Gandeng Dicoding, IBM Gelar Program Belajar Gratis

        "Adopsi cloud telah menjadi fitur utama dalam mengembangkan model bisnis baru yang digerakkan secara digital. Menariknya, temuan ini menunjukkan hybrid multi-cloud menjadi fundamental dalam pengembangan model operasi organisasi, membantu mereka mengawali langkahnya untuk menjadi perusahaan kognitif (Cognitive Enterprise) di masa depan," kata Tan Wijaya, Presiden Direktur IBM Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/10/2020).

        Sebagian besar industri secara global akan mencatat pertumbuhan dalam jumlah cloud yang mereka gunakan, dengan perkiraan jumlah cloud mencapai 11 cloud per organisasi, terutama di bidang asuransi, telekomunikasi, ritel, perbankan, dan produk konsumsi. Terutama karena sejumlah industri ini akan terus mengembangkan penerapan cloud-nya dalam tiga tahun ke depan.

        Lebih lanjut, studi tersebut juga menemukan bahwa responden mengakui return on investment (ROI) dari pendekatan platform tersebut. Seperti yang dikatakan responden, nilai bisnis yang dihasilkan dari teknologi platform dan model operasi full hybrid, multi-cloud adalah 2,5 kali lebih besar dibandingkan nilai yang dihasilkan dari pendekatan vendor single platform, single cloud.

        Bahkan, pendekatan platform ini disebut-sebut bisa mempercepat peningkatan nilai bisnis sesuai dengan besaran bisnis yang diharapkan.

        Secara global, 64% perusahaan dengan advanced cloud menyadari perlunya transformasi perusahaan untuk berjalan beriringan dengan modernisasi aplikasi, dibandingkan 37% responden dari Indonesia.

        Organisasi di Indonesia berharap untuk menggunakan setidaknya sembilan cloud per organisasi dari vendor yang semakin banyak pada 2023, tetapi hanya 41% perusahaan yang memiliki strategi manajemen multi-cloud holistik.

        Perusahaan-perusahaan di Indonesia sedang mencari platform pengembangan aplikasi yang dapat beroperasi di jenis cloud apa pun, beban kerja yang dapat dijalankan dengan mulus di banyak cloud, dan kemampuan orkestrasi komprehensif yang menjangkau seluruh cloud.

        Baca Juga: Terduga Pencucian Bitcoin Puluhan Ribu Triliun Jalani Persidangan

        Sebanyak 37% eksekutif TI di Indonesia mengatakan bahwa mereka mencari cloud management platform untuk meningkatkan visibilitas dan mengendalikan biaya cloud mereka dibandingkan dengan 66% organisasi secara global yang saat ini sedang mengembangkan advanced cloud.

        "Lebih lanjut, hybrid cloud memungkinkan peningkatan kinerja bisnis dengan ROI yang lebih besar. Hal ini terbukti dengan kesuksesan sejumlah bisnis terkemuka dalam meraih keunggulan kompetitif melalui pengelolaan hybrid cloud dan tata kelola platform yang lebih kuat."

        "Di Indonesia, bisnis terkemuka seperti industri manufaktur dan ritel melakukan transformasi bisnis dengan memanfaatkan teknologi platform hybrid multi-cloud dan menerapkan teknologi AI. Kami sepenuhnya mengandalkan hybrid cloud karena teknologi ini aman, dapat dioperasikan dengan mudah, terbuka, dan bebas dari vendor lock-in," pungkas Tan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: