Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        China Bungkam Soal Rekening Bank Milik Donald Trump, Kenapa?

        China Bungkam Soal Rekening Bank Milik Donald Trump, Kenapa? Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Pemerintah China enggan mengomentari laporan yang menyebut Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memiliki akun rekening di sebuah bank di negaranya. Kabar itu pertama kali dipublikasikan New York Times (NYT).

        "Saya tidak mengetahui hal tersebut," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian saat ditanya wartawan Bloomberg mengenai laporan tersebut pada sesi pengarahan pers, Rabu (21/10/2020).

        Baca Juga: Terbongkar, Trump Rupanya Diam-diam Punya Rekening Bank di China

        Dia menyatakan menentang jika negaranya dilibatkan dalam isu politik menjelang pemilihan presiden (pilpres) AS.

        "China dengan tegas menentang tindakan siapa pun di AS yang menyeret China ke dalam pilpresnya," ujar Zhao.

        NYT melaporkan Trump memiliki rekening di sebuah bank China. Namun akun rekening itu tidak dicantumkan dalam pengungkapan keuangan publik.

        Menurut laporan NYT, rekening itu dikelola Trump International Hotels Management. Pada 2013-2015, perusahaan itu membayar pajak sebesar 188.561 dolar AS kepada China.

        Catatan pajak tampaknya tak menjelaskan jumlah pasti uang yang terlibat dalam transaksi melalui rekening tersebut. Namun catatan mencantumkan pendapatan asing dalam laporan pajak di AS bersifat wajib.

        Trump International Hotels Management hanya melaporkan beberapa ribu dolar dari China dalam beberapa tahun terakhir.

        Pengacara Trump Organization, Alan Garten, mengatakan kepada NYT bahwa perusahaan Trump memang memiliki rekening bank di China. Namun dia menolak menyebutkan nama bank tersebut.

        Dalam sebuah pernyataan, Garten mengatakan Trump International Hotels "membuka rekening di bank China yang berkantor di AS untuk membayar pajak lokal".

        Garten mengatakan perusahaan telah membuka rekening setelah sebuah kantor dibuka di China

        "untuk menjajaki potensi kesepakatan hotel di Asia". “Tidak ada kesepakatan, transaksi, atau aktivitas bisnis lainnya yang pernah terwujud dan, sejak 2015, kantor tetap tidak aktif,” kata Garten dikutip laman The Independent.

        Menurut dia meskipun rekening bank tetap terbuka, ia tidak pernah digunakan untuk tujuan lain. Pada 27 September lalu, NYT melaporkan tentang praktik pengemplangan pajak yang dilakukan Trump.

        Disebutkan bahwa Trump hanya membayar pajak pendapatan sebesar 750 dolar AS pada 2016 dan 2017. Kabar itu segera memicu gelombang kritik mengingat kekayaan serta jaringan bisnis yang dimiliki Trump.

        Informasi itu diperoleh NYT dari data pengembalian pajak. Pada 2016, yakni ketika Trump memenangkan kontestasi pilpres AS, dia hanya menyetor pajak pendapatan sebesar 750 dolar AS. Kemudian pada 2017, tahun pertama Trump menjalani masa jabatannya sebagai presiden, ia tetap membayar pajak dengan nominal serupa.

        Trump bahkan disebut tak membayar pajak penghasilan apa pun dalam 10 dari 15 tahun sebelumnya. Menurut NYT, Trump mampu meminimalkan tagihan pajaknya dengan melaporkan kerugian besar di seluruh jaringan bisnisnya.

        Pada 2018, misalnya, Trump mengklaim menelan kerugian sebesar 47,4 juta dolar AS. Namun dalam pengungkapan keuangan tahun itu, dia memiliki pendapatan sebesar 434,9 juta dolar AS.

        NYT mengaku telah memiliki data pengembalian pajak Trump dan perusahaan dalam organisasi bisnisnya untuk kurun dua dekade terakhir. Namun dokumen tersebut hanya menjabarkan apa yang dikatakan Trump kepada pemerintah tentang bisnisnya dan tidak mengungkapkan kekayaan aslinya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: