Tak Kenal Resesi, Kekayaan Rakyat di Negara-Negara Ini Malah Meningkat Selama Pandemi!
Di saat banyak negara resesi dan rakyatnya kesulitan ekonomi akibat pandemi, rakyat di negara-negara ini malah makin kaya, meningkat hingga 10 persen! Angka yang luar biasa di tengah kesulitan ekonomi dunia, bukan? Negara-negara itu adalah Filipina, Mesir dan Bangladesh yang mengalami peningkatan kekayaan terbesar hingga sekitar 10%.
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Jumat (23/10/2020) sebuah laporan dari Credit Suisse yang diterbitkan pada Kamis, 22 Oktober 2020 mengatakan selain Filipina, Mesir dan Bangladesh, masih ada beberapa negara yang kekayaan rakyatnya justru meningkat di tengah pandemi corona.
Baca Juga: Kesenjangan Makin Nyata, Para Orang Terkaya Beli Lebih Banyak Perhiasan di Tengah Pandemi
Di tempat keempat ada Belanda yang menambahkan sekitar USD15.000 (Rp221 juta) ke kekayaan mereka pada paruh pertama tahun 2020. Selanjutnya China menjadi salah satu pemenang dan kekayaan per orang dewasa yang telah meningkat.
Kepala Investasi International Wealth Management di Credit Suisse berharap hal itu akan bertahan. Berdasarkan hasil laporan tersebut, kekayaan rata-rata per orang dewasa China mencapai USD74.621 (Rp1,1 miliar), meningkat 5,5% sejak Januari ketika negara itu sedang dalam proses karantina Wuhan.
Hari ini Wuhan melakukan pembukaan kembali pabrik dan konsumen mulai berbelanja lagi. China telah melaporkan bahwa ekonominya tumbuh sebesar 4,9% pada kuartal ketiga tahun ini.
Selanjutnya ada Swiss, Taiwan dan Belanda yang telah melihat pertumbuhan sebenarnya terbesar dari kekayaan mereka, hal ini sebagian besar disebabkan oleh fluktuasi mata uang. Franc Swiss yang kuat telah membantu warganya meningkatkan kekayaan mereka dari rata-rata USD20.000 (Rp294 juta) menjadi USD598.410 (Rp8,8 miliar) per orang pada akhir Juni. Angka ini lebih banyak daripada negara lain mana pun.
Secara keseluruhan, bank Swiss mengatakan ada sekitar USD400 triliun kekayaan di dunia. Itu berarti sekitar 77.309 untuk setiap orang dewasa, rata-rata yang pasti dipengaruhi oleh 1% penerima kekayaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: