Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Optimalisasi Peran Akuntan dalam Recovery BUMN dan Perekonomian Pasca Covid-19

        Optimalisasi Peran Akuntan dalam Recovery BUMN dan Perekonomian Pasca Covid-19 Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri BUMN RI, Erick Thohir menekankan peran penting akuntan dalam membangun transparansi dan akuntabilitas keuangan di Indonesia, termasuk dalam operasionalnya di internal BUMN. Profesi akuntan diakui sebagai salah satu pilar utama penguatan peran BUMN di Indonesia, terutama dalam proses pengambilan keputusan strategis yang didasari integritas dan informasi yang kredibel.

        “Peran seperti ini bila dioptimalkan dapat membantu recovery banyak perusahaan BUMN yang kinerjanya terganggu akibat pandemi Covid-19,” kata Erick dalam sambutan pembuka Webinar Series “Global Accountant Edition” yang diselenggarakan secara virtual dan diikuti oleh hampir 1000 peserta dari dalam dan luar negeri.

        Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Aspiring Professional Accountant Festival (APAFest) 2020 yang diselenggarakan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam rangka membangun kompetensi SDM akuntan muda sejak dini, sehingga mereka bisa berkiprah optimal dalam pembangunan ekonomi masa depan. Rangkaian acara APAFest ini akan berpuncak pada 10 November 2020, ketika IAI APAFest berkolaborasi secara global dengan event FinBiz2030 bersama One Young World dan Chartered Accountants Worldwide.

        Baca Juga: Di Era Disrupsi dan Krisis, Profesi Akuntansi Tetap Relevan

        Menteri BUMN menyampaikan apresiasi kepada IAI, yang telah berkontribusi dalam membangun kepercayaan publik terhadap integritas pelaporan keuangan di Indonesia. Profesi akuntan juga diminta untuk selalu mendukung BUMN yang lebih transparan dan bertanggung jawab kepada negara dan masyarakat. “Melalui pelaporan keuangan yang efektif dan relevan, profesi ini dapat membantu meningkatkan pemahaman pengelola BUMN tentang posisi dan prospek fiskal mereka,” tambahnya.

        Hadir sebagai narasumber, Prof. Lindawati Gani menjelaskan jika profesi akuntan berada di jantung perekonomian karena mengetahui secara detail dan jelas atas kondisi keuangan entitas yang merupakan urat nadi going concern sebuah entitas, termasuk BUMN. Akuntan dengan profesionalisme, kepercayaan, dan integritasnya, memiliki posisi sempurna untuk menentukan arah dan masa depan BUMN, karena keputusan strategis yang diambil atas informasi yang presisi dan dapat dipercaya, akan membawa BUMN pada pertumbuhan yang optimal di masa depan.

        “Akuntan bisa menjadi penunjuk arah bagaimana negara dan perusahaan menciptakan nilai dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Lalu pada gilirannya, memastikan bahwa seluruh modal dan kapital, termasuk modal lingkungan, keuangan, SDM, intelektual, dan sosial, dialokasikan secara lebih efisien dan produktif untuk mencapai tujuan global itu,” ujar Guru Besar UI itu. 

        Menurutnya, BUMN merupakan pelaku utama dalam perekonomian nasional, dimana secara total aset BUMN mencapai lebih dari 8000 triliun. Karena itu BUMN memiliki peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Dengan segala nilai yang dianutnya, BUMN dan entitas bisnis dapat memberikan kepercayaan lebih kepada akuntan anggota IAI untuk memastikan transparansi dan akuntabitasnya, sehingga dapat mendorong kinerjanya menjadi lebih efisien, efektif, dan memberikan dampak optimal bagi kesejahteraan rakyat,” pungkas Prof. Linda.

        Tantangan Profesi dan Ekonomi Indonesia Pasca Covid-19

        Ekonomi Indonesia menghadapi tantangan baru dan perubahan lanskap signifikan pasca pandemi Covid-19. Adopsi teknologi dan digitalisasi yang telah diinisasi sejak beberapa dekade terakhir, kini dipercepat dengan adanya kondisi pembatasan. Saat ini akuntan sudah harus membiasakan diri bahwa platform berbasis teknologi telah menjadi platform utama kita dalam bekerja dan beraktivitas.

        Ketua DPN IAI Prof. Mardiasmo mengatakan, penerapan aspek digital ini jelas menjadi tantangan sekaligus peluang bagi profesi akuntan di masa kini. Wakil Menteri Keuangan periode 2014-2019 itu menekankan agar akuntan dengan berbagai skill sets yang dimiliki harus selalu menjaga governance dari platform teknologi ini, untuk memastikan transparansi dan akuntabitas ekonomi.

        “IAI melalui Prakarsa 6.1 telah mempersiapkan diri dan anggotanya untuk mengantisipasi berbagai perkembangan teknologi dan globalisasi. Prakarsa 6.1 juga dapat menjadi acuan bagi profesi untuk berkiprah lebih optimal dalam perekonomian yang semakin dinamis di masa depan,” ujar Mardiasmo yang kini menjadi Ketua Komite Pengawas Perpajakan Kementerian Keuangan RI.

        Baca Juga: Tantangan Akuntan dalam Pemulihan Ekonomi Nasional Pasca Pandemi Covid-19

        Pada kesempatan itu, Deputi Presiden IFAC Alan Johnson mengatakan bahwa kondisi dunia telah berubah sangat drastis akibat perkembangan teknologi digital, dan dipercepat oleh kondisi pandemi Covid-19. Dalam kondisi seperti itulah, peran etika dalam profesi akuntan menjadi semakin penting. Standar etika sangat penting untuk memenuhi mandat kepentingan publik, termasuk dalam mendukung upaya memerangi korupsi dan money laundering, hingga meningkatkan tata kelola perusahaan.

        Alan juga meminta para generasi muda akuntan untuk semakin memperhatikan kondisi perubahan iklim yang terjadi. Menurutnya, sekitar 9 miliar orang akan mendiami planet ini pada tahun 2050, dan perubahan iklim akan memperburuk semua tantangan yang dihadapi.

        “Sebagai akuntan profesional, kita harus memastikan bahwa kita memainkan peran kita dalam membuat ekonomi berkelanjutan. Profesi perlu membentuk agendanya untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs),” ujarnya. “Kita harus bisa memberikan dampak optimal pada poin-poin SDG, terutama aspek pendidikan berkualitas, kesetaraan gender, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, pengurangan ketidaksetaraan, konsumsi & produksi yang bertanggung jawab, aksi iklim, perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat, dan kemitraan untuk tujuan,” Alan menambahkan.

        Prof. Mardiasmo pada kesempatan itu memberikan apresiasi atas pencapaian IFAC khususnya dalam meningkatkan pengakuan dan kepercayaan atas peran akuntan profesional serta nilai yang mereka kontribusikan pada perekonomian global. Hal ini sejalan dengan beberapa poin dalam Prakarsa 6.1, yang menjadi cetak biru IAI dalam pengembangan profesi akuntan di Indonesia dalam periode 2018-2022.

        Menyiapkan Etika dan Integritas Generasi Muda Akuntan

        Anggota DPN IAI Rosita Uli Sinaga yang hadir mendampingi Alan Johnson dalam diskusi, menekankan bahwa kode etik adalah prinsip dasar yang harus dipatuhi para profesional di bidang akuntansi untuk selalu menjaga dan meningkatkan profesionalismenya, serta menjaga kepercayaan publik. Ia menghimbau generasi muda akuntan yang berminat bergabung dengan organisasi dan mendapatkan kredensial untuk menampilkan diri kepada publik sebagai Chartered Accountant (CA), selalu berupaya melindungi reputasi profesinya.

        Berdasarkan data, Indonesia memiliki lebih dari 260.000 mahasiswa akuntansi dan lulusan setidaknya 30.000 lulusan akuntansi per tahun. “Untuk membangun karir yang baik, sekaligus membangun profesi yang kuat, mahasiswa akuntansi Indonesia sejak awal harus memegang teguh prinsip dan keyakinan tersebut dan mulai membangun rekam jejak sejak dini,” ujar Rosita.

        Baca Juga: Ingat, Akuntan Itu Wajib Paham Aplikasi Teknologi!

        IAI telah mengeluarkan Kode Etik Profesi dan Standar Profesi Akuntan yang harus ditaati oleh masing-masing akuntan anggotanya agar integritas dan profesionalitasnya selalu terjaga dengan baik. IAI menjaga kompetensi dan profesionalisme anggotanya melalui sertifikasi profesi dan pengembangan profesional berkelanjutan. CA Indonesia yang dibangun dengan tolok ukur dan praktik terbaik yang diterima global, telah menjadi identitas profesional akuntan Indonesia dan menjadi bukti akan kompetensi profesional akuntan di Indonesia.

        “Karena itu, IAI APAFest yang diselenggarakan ini adalah awal yang baik bagi mahasiswa akuntansi untuk mulai terlibat dengan profesi sejak dini, dan melihat perkembangan profesi secara langsung serta terlibat dengan tokoh-tokoh profesional yang sukses untuk melihat pathway yang telah mereka bangun,” ujar Rosita. Pesan pamungkas disampaikan Rosita untuk para calon akuntan dan akuntan muda, agar mereka bisa menjadi anggota organisasi profesi IAI, untuk mendapatkan akses informasi keprofesian terkini.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: