Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IFAC Connect Dorong Kolaborasi Regional Hadapi Disrupsi Global

IFAC Connect Dorong Kolaborasi Regional Hadapi Disrupsi Global Kredit Foto: IAI
Warta Ekonomi, Jakarta -

Forum IFAC Connect Asia Pacific 2025 menegaskan perlunya transformasi kolektif di kawasan untuk menjaga ketahanan sistem keuangan dan memperkuat tata kelola profesi akuntansi di tengah disrupsi global yang semakin cepat. Diselenggarakan di Jakarta bertepatan dengan peringatan 68 Tahun Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), forum ini mempertemukan hampir 500 peserta dari 33 negara dan yurisdiksi, terdiri atas regulator, organisasi profesi, pelaku usaha, akademisi, dan pemimpin global akuntansi.

Acara yang menjadi bagian dari serial global IFAC Connect tersebut membahas langkah regional untuk memperkuat kepercayaan publik, mempercepat integrasi keberlanjutan, dan merespons tantangan struktural Asia Pasifik. Presiden International Federation of Accountants (IFAC), Jean Bouquot, menyampaikan bahwa kolaborasi regional merupakan pilar penting dalam menjaga relevansi profesi. Ia menuturkan bahwa agenda forum dibuat untuk memperkuat nilai tambah bagi anggota IFAC serta memperluas konektivitas antarorganisasi profesi.

Bouquot menyoroti kedekatannya dengan ekosistem akuntansi Indonesia yang menurutnya menunjukkan komitmen kuat regulator dan akademisi dalam mengantisipasi tantangan masa depan. Ia juga memberikan apresiasi atas terpilihnya IAI sebagai Presiden ASEAN Federation of Accountants (AFA) untuk periode 2026–2027. “IFAC akan terus memainkan peran sebagai pemersatu profesi akuntansi global dan memperkuat konektivitas antarorganisasi anggota, dengan pembelajaran dari para anggota sebagai bagian paling fundamental dari misinya,” ujarnya.

Baca Juga: IAI dan IFAC Tegaskan Peran Akuntan Jaga Kepercayaan Publik Global

Dalam pidato kunci, Ketua Dewan Audit Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Sophia Wattimena, menekankan pentingnya kepercayaan dan tata kelola yang kuat sebagai landasan ketahanan sistem keuangan nasional. Ia menjelaskan bahwa OJK menempatkan keberlanjutan, digitalisasi, dan tata kelola sebagai fokus utama dalam penguatan regulasi dan pengawasan. Kebijakan strategis yang telah diterbitkan mencakup peningkatan kompetensi profesi penunjang, penegasan tanggung jawab direksi atas keakuratan pelaporan, serta penyempurnaan Taksonomi Hijau Indonesia.

Sophia juga menyampaikan bahwa Indonesia telah memasuki fase matang dalam keuangan berkelanjutan menurut Sustainable Banking and Finance Network (SBFN). “Keberhasilan Indonesia dalam memasuki fase matang dalam keuangan berkelanjutan menurut Sustainable Banking and Finance Network (SBFN) mencerminkan komitmen kami yang konsisten dalam mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) ke dalam sistem keuangan,” ujarnya.

Baca Juga: Profesi Akuntan Bertransformasi, IAI Tekankan Peran Guardian of Trust

Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI, Ardan Adiperdana, pada kesempatan yang sama menegaskan bahwa profesi akuntansi memegang peran penting dalam transformasi menuju Indonesia Emas 2045. Ia menilai kemitraan antara IFAC dan organisasi profesi kawasan menjadi kunci penerjemahan standar global ke dalam kebijakan operasional. Ardan menekankan perlunya percepatan implementasi keberlanjutan, adopsi teknologi yang etis, serta penguatan pipelinetalenta. Ia menambahkan bahwa IAI tengah memodernisasi jalur pendidikan profesi agar lebih fleksibel dan relevan dengan kebutuhan masa depan.

Menurut Ardan, profesi akuntansi Indonesia berada pada titik sentral dalam perubahan struktural menuju ekonomi yang lebih berkelanjutan. Ia menilai IFAC Connect menjadi wadah untuk menyelaraskan aspirasi global dengan realitas kawasan. “IFAC Connect menjadi jembatan penting antara standar global dan realitas regional, memastikan aspirasi global benar-benar diterjemahkan menjadi tindakan nyata,” ujarnya.

Forum ditutup dengan komitmen IAI untuk memperkuat kolaborasi bersama IFAC dan mitra regional. IFAC Connect Asia Pacific 2025 dipandang sebagai momentum strategis dalam membangun ekosistem keuangan yang inklusif, transparan, dan berintegritas, terutama bagi kewilayahan Asia Pasifik yang menghadapi dinamika ekonomi global yang semakin menantang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: