Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ramai Imbauan Boikot Produk Prancis, Begini Reaksi Pilu Pedagang Kecil

        Ramai Imbauan Boikot Produk Prancis, Begini Reaksi Pilu Pedagang Kecil Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Pandemi Covid 19 telah berlangsung hampir delapan bulan. Selama masa itu pula, situasi dan kondisi perekonomian kalangan masyarakat menengah ke bawah semakin memprihatinkan.

        Gelombang PHK, penurunan daya beli, hingga tutupnya satu persatu usaha makanan dan warung-warung kecil merupakan dampak negatif pandemi Covid-19. Keadaan semakin membingungkan karena kini muncul isu boikot produk asal Prancis. Seperti yang disampaikan Ojim pemilik toko kelontong di kawasan Cilebut Barat, Kab Bogor.

        "Jualan makanan dan minuman saya sangat menurun selama masa pandemi. Hampir 40 persen turunnya dibanding sebelum Covid-19, mungkin banyak orang yang di-PHK atau gajinya dikurangi," katanya di Bogor, Minggu (1/11/2020).

        Baca Juga: Polres Garut Pantau Aksi Boikot Produk Prancis

        Guna menyiasati pemasukan yang menurun sejumlah karyawan harian, toko Ojim melakukan perampingan. Bahkan, anaknya turut diperbantukan untuk melayani pembeli.

        "Kita sebisa mungkin melakukan penghematan pengeluaran, salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan yang bekerja di toko ini sampai situasi kembali normal," ujarnya.

        Soal sepinya pembeli dalam beberapa bulan terakhir tak hanya dikeluhkan Ojim. Sari, pemilik warung bakso di Perumnas Depok juga mengeluhkan hal yang sama.

        "Belum lagi sekarang katanya ada isu boikot, saya kesulitan cari Aqua untuk pelanggan. Diganti merek lain, yang sudah biasa minum merek lama enggak mau. Tetap mencari Aqua. Biasanya, sehari saya juga bisa jual 2-3 dus Aqua botol, sekarang sementara diganti yang lain. Satu dus pun enggak habis," papar Sari.

        Baca Juga: Emmanuel Macron Hina Islam, MUI Geram: Boikot Semua Produk Prancis!

        "Saya jualan Aqua bertahun-tahun karena itu produk halal dan disukai konsumen. Nanti gara-gara ribut-ribut boikot kalau jualan lebih jelek, bagaimana saya mau kasih makan anak di rumah?" kata Sari.

        Sari bukan satu-satunya pedagang kecil yang dibuat bingung akibat seruan boikot produk Perancis yang ramai dalam satu minggu terakhir ini. Kasno, pemilik warung sembako dan kebutuhan sehari-hari di kawasan Bojonggede ini juga mengeluhkan beberapa produk yang bisa susah didapatkan untuk warungnya akibat isu boikot tersebut.

        "Yang mulai kerasa itu, karena air minum atau susu anak yang dibutuhkan sehari-hari. Biasanya, kalau ada ribut-ribut, nanti pedagang gede bisa mainkan harga karena produk lagi susah didapat. Selama ini susu SGM sama Aqua yang paling laku. Kalau nanti harganya dimainkan gara-gara isu boikot bisa repot jualan saya," jelas Kasno.

        Warung milik Kasno yang kebetulan berlokasi di pinggir jalan ini, selain menjadi tujuan warga sekitar membeli barang kebutuhan harian memang kerap menjadi tempat persinggahan para pengendara motor, sekedar berhenti untuk membeli minuman. Isu tentang boikot produk Perancis, kata Kasno, hanya bikin pedagang bingung dan resah.

        "Itu produk Aqua, SGM, semua kan buatan Indonesia dan bertahun tahun tidak ada masalah karena memang produk yang sudah lama beredar. Sekarang sudah lagi pandemi, malah banyak isu yang aneh-aneh, bikin saya bingung," kata Kasno.

        Selain pedagang, kaum ibu juga menyuarakan keresahan mereka di media sosial. Banyak ibu yang mengaku bingung dengan seruan boikot di media sosial. 

        "Ini musim pandemi, kata dokter anak anak butuh nutrisi untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Lah, kalau nanti boikat-boikot itu biasanya pedagang sembunyikan produk, terus produk jadi langka dan harganya naik, bagaimana saya mau mengatur biaya hidup keluarga?" kata Ningsih, seorang ibu berusia 25 tahun yang tinggal di Cibubur.

        Baca Juga: Di Tengah Seruan Boikot Produk Prancis, Abu Janda Sengaja Makan di Restoran Prancis, Mengapa?

        "Selama ini saya kasih anak saya Bebelac karena itu yang paling cocok," jelas Ningsih.

        Kekhawatiran Ningsih juga dikeluhkan oleh Alda, 26 tahun, seorang ibu yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

        "Kenapa urusan politik yang katanya terjadi di Perancis sampai berdampak pada susu anak saya? Kan semua produk susu anak di Indonesia sudah dapat izin BPOM, halal pula. Kenapa harus dibawa-bawa urusan politik? Hidup sudah sulit karena pandemi apa harus dibuat susah lagi dengan susu langka dan harga mahal?" keluhnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: