Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemenangan Biden Jadi Taruhan: Dolar AS Bangkit dari Kubur, Tapi Lawan Rupiah Babak Belur!

        Kemenangan Biden Jadi Taruhan: Dolar AS Bangkit dari Kubur, Tapi Lawan Rupiah Babak Belur! Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dolar AS bangkit dari keterpurukan dan berbalik menyerang mata uang global ketika persaingan antara Donald Trump dan Joe Biden semakin ketat dalam pemilihan umum Amerika Serikat. Kemenangan Biden atas Trump pun kini dipertaruhkan.

        "Ini jelas bukan 'blue wave' seperti yang dibicarakan beberapa orang," tegas ahli strategi mata uang senior di Barclays, Shinichiro Kadota, merujuk kepada skenario di mana Biden yang berasal dari Demokrat akan dengan mudah memenangkan Gedung Putih, dikutip dari Reuters pada Rabu, 4 November 2020. Baca Juga: The Power of Chairul Tanjung: Bank Harda Klepek-Klepek!

        Melansir dari RTI, mata uang Paman Sam itu tampil bergigi melawan dolar Australia, euro, poundsterling, dolar New Zealand, dolar Kanada, dan franc. Hampir semua mata uang Asia juga ikut tunduk kepada dolar AS, seperti yuan, yen, won, dolar Singapura, baht, dan dolar Taiwan. Baca Juga: Nasib Harga Emas Hari Ini, 4 November 2020: Habis Gelap Terbitlah Terang

        Kendati begitu, dolar AS masih belum ada apa-apanya saat berhadapan dengan nilai tukar rupiah. Usai babak belur ke Rp14.328, dolar AS kembali berada di kisaran Rp14.400 pada perdagangan Rabu, 4 November 2020 siang.

        Sampai dengan pukul 14.46 WIB, rupiah terapresiasi 0,86% ke level Rp14.462 per dolar AS. Rupiah pun berhasil mempertahankan keunggulan atas dolar Australia (1,53%), euro (1,27%), dan poundsterling (1,11%). 

        Seluruh mata uang Asia disapu bersih oleh rupiah. Per siang ini, Sang Garuda perkasa atas won (1,63%), yuan (1,37%), baht (1,32%), dolar Singapura (1,29%), yen (1,28%), ringgit (1,20%), dolar Taiwan (0,98%), dan dolar Hong Kong (0,85%).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: