Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nasib Dua Perusahaan Milik Keluarga Bakrie: Keuntungan Lenyap, Kerugian Menjerat

        Nasib Dua Perusahaan Milik Keluarga Bakrie: Keuntungan Lenyap, Kerugian Menjerat Kredit Foto: Officespace.co.id
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keluarga Bakrie dikenal sebagai pemilik konglomerasi bisnis di Tanah Air. Tak kurang dari tujuh perusahaan milik Bakrie tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari semua itu, dua perusahaan Bakrie Group sudah melaporkan kinerja keuangan untuk periode kuartal III 2020, yakni PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR).

        Ibarat pepatah serupa tapi tak sama, kedua perusahaan berbeda fokus bisnis itu sama-sama bernasib malang pada sembilan bulan pertama tahun ini. Bagaimana tidak, keuntungan yang tahun lalu didapat, kini berbalik menjadi kerugian. Untuk lebih jelasnya, simak rangkuman berikut ini. Baca Juga: Viral Nasabah Ngamuk di Kantor Cabang, Performa Keuangan Prudential Ternyata....

        1. Bumi Resources

        PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menanggung kerugian sebesar US$137,3 juta pada kuartak ketiga tahun 2020. Capaian tersebut berbanding terbalik dengan kinerja BUMI pada kuartal ketiga 2019 yang kala itu mencetak laba bersih sebesar US$76,1 juta. Baca Juga: Perpanjangan Tangan Keluarga Bakrie di Bidang Pertambangan, Dapat Izin Menambang Selama 10 Tahun

        Berbaliknya performa keuntungan BUMI menjadi negatif merupakan imbas dari anjloknya pendapatan perusahaan sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini. Per September 2020, BUMI mencatat pendapatan sebesar US$2.773,9 juta atau 19% lebih rendah dari tahun September 2019 lalu yang mencapai US$3.413,6 juta.

        Direktur dan Sekretaris BUMI, Dileep Srivastava, mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi global yang berdampak ke penurunan realisasi harga batu bara sebesar 14% turut menjadi faktor yang membuat BUMI merugi pada periode kali ini. Dalam paparannya, Dileep mengaku permintaan batu bara dari negara pengimpor, khususnya China dan India mengalami penurunan sehingga BUMI mencatat penurunan penjualan sebesar 5% per September 2020.

        "Realisasi harga batu bara pada ytd September 2020 mengalami penurunan sebesar 14% yang dipicu oleh kondisi ekonomi global dan pasar yang negatif sehingga berimbas pada permintaan batu bara pada pasar utama BUMI," tegasnya dikutip pada Senin, 16 November 2020.

        Meskipun begitu, Dileep mengatakan bahwa BUMI optimis kinerja operasioanl perusahaan akan membaik dalam jangka menengah. Hal itu menimbang adanya Omnibus Law yang memungkinkan untuk memberi insentif bagi industri tambang ke depannya.

        "Dengan adanya peraturan Pemerintah yang baru saat ini, melalui Omnibus Law baru memungkinkan pemberian insentif pada proyek hilirisasi seperti gasifikasi batu bara-BUMI sudah menjadi pemasok batu bara yang ditunjuk untuk proyek metanol terdekat mulai tahun 2023," sambungnya lagi.

        2. Bakrie & Brothers

        Senasib dengan Bumi Resources, keuntungan usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) juga berbalik menjadi kerugian pada kuartal ketiga tahun 2020. Per September 2020, BNBR membukukan rugi bersih sebesar Rp273,39 miliar, sedangkan September 2019 lalu tercatat untung sebesar Rp603,37 miliar.

        Dalam sembilan bulan pertama tahun ini, pendapatan yang dikantongi perusahaan manufaktur dan infrastruktur milik Bakrie ini anjlok 19,83% menjadi Rp1,98 triliun. Adapun tahun sebelumnya, pendapatan BNBR mencapai Rp2,47 triliun. Segmen infrastruktur dan manufaktur menyumbang pendapatan terbesar terhadap BNBR, yakni hingga Rp1,84 triliun pada September tahun ini. Kontribusi itu pun menurun dari tahun sebelumnya yang menembus Rp2,24 triliun.

        Setali tiga uang, sumbangsih bisnis jasa pabrikasi dan konstruksi juga menurun dari Rp207,89 miliar pada Q3 2019 menjadi Rp136,27 pada Q3 2020. Penurunan kontribusi juga terjadi di segmen perdagangan, jasa, dan investasi dari angka Rp27,73 miliar menjadi hanya Rp51 juta.

        Ketika pendapatan turun, beban yang ditanggung BNBR justru membengkak dan inilah yang kemudian membuat BNBR berbalik merugi pada kuartal ini. Dalam laporan keuangan perusahaan, total beban usaha mengalami kenaikan dari angka Rp397,49 miliar pada September 2019 menjadi Rp398,99 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Lestari Ningsih
        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: