Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Nimbrung di Perseteruan Nikita, Eh Istana Nyindir: Saya Islam Tapi Bukan Keturunan Nabi

        Nimbrung di Perseteruan Nikita, Eh Istana Nyindir: Saya Islam Tapi Bukan Keturunan Nabi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin ikut mengomentari ramainya perseteruan yang menyangkut Nikita Mirzani.

        Bahkan, Ngabalin mengeluarkan kalimat bernada sindiran. Namun sayangnya, ia tak menyebut kepada siapa sindiran itu ditujukan. Baca Juga: Benarkah Ngabalin Sebut Jokowi Keturunan Nabi Sulaiman?

        “Bang Ali aja yang wakili Nikita deh, “Saya Islam tapi BUKAN TURUNAN NABI”,” tulis Ngabalin, dalam Twitter pribadinya, @AliNgabalinNew, seperti dilihat, Selasa (17/11/2020).

        “Nikita sopan banget ah,” sambungnya. Baca Juga: Ngabalin Disekolahin Orang MUI: Sampah Demokrasi Itu Penjilat Rezim, Salah Benar Jilat

        Sementara itu, dalam cuitan tersebut, Ngabalin tampak mengunggah foto meme gabungan sejumlah quote Nikita Mirzani.

        Gambar yang paling besar bertuliskan “Saya Islam tapi bukan Islam yang bar-bar”.

        Berikut kutipan quote Nikita Mirzani lainnya yang diunggah Ali Mochtar Ngabalin:

        “Saya telah bekerja keras dan tak pernah telat bayar pajak. Membantu perekonomian negara kita tercinta. Berbeda dengan pengikut Anda yang hanya tahu cara menghancurkan properti negara kita.”

        “Ingat sekali lagi, negara ini berdasarkan Pancasila. Bukan negara yang kalian bangun sendiri segala aturannya sesuka hati kalian dengan membawa pasukan. Jangan jadikan agama sebagai tameng untuk menghancurkan sesama umatnya.”

        “Kalau percaya Tuhan, ya sembah Tuhan kalian masing-masing. Bukan manusia yang disembah sampai cium tangan dan nangis-nangis. Jangan sampai kalian termasuk ke dalam orang-orang yang menduakan Tuhan.”

        “Saya Nikita Mirzani, tidak merasa bahwa saya telah melanggar sesuatu. Adapun adanya perkataan ‘habib tukang obat’, fist af all, tukang obat bukanlah pekerjaan yang hina.”

        “Merayakan Maulid Nabi Muhammad seharusnya ceramah tentang Sirah Nabawiyyah berupa keteladanan Rasulullah. Justru ini ceramah tentang l0nt3. Logika dakwah macam apa ini?” 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: